
Tanda penuaan menjadi salah satu masalah kulit yang paling dikhawatirkan kebanyakan orang, terutama kaum hawa. Itulah sebabnya kebanyakan dari produk maupun perawatan kulit menyasar wanita.
Padahal, tanda penuaan bisa dialami oleh siapa saja, baik wanita maupun pria. Akan tetapi kaum Adam cenderung kurang memperhatikan gejala penuaan yang mulai muncul, atau lebih tepatnya mengacuhkan.
Faktanya, penurunan produksi kolagen terjadi tidak hanya pada wanita namun dapat terjadi pada pria, sehingga dapat mempengaruhi penampilan karena munculnya kerutan dan garis halus, kulit jadi kendur, flek hitam tampak jelas terlihat, dan kulit menjadi kasar.
Menurut APAC Metro Consumer Study, penggunaan skincare oleh pria meningkat 76%. Data hasil riset Euromonitor menunjukan bahwa men’s grooming market mencapai Rp 7,9 triliun dengan spesific skincare market untuk pria mencapai Rp 1,8 triliun.
Pada tahun 2021, studi yang dilakukan Kantar menyebutkan bahwa 4 dari 10 pria muda di Indonesia menggunakan skincare. Secara global, dapat dilihat juga tren perawatan kulit pada pada pria, khususnya aestetic treatment terus meningkat. Hal ini disampaikan dari report American Society of Plastic Surgeons (ASPS) yang menunjukan bahwa 265.000 Botox atau Brotox treatment dilakukan pria.
Hal ini menunjukan kesadaran pada perawatan kulit dan wajah pada pria akan terus meningkat. Saat ini banyak solusi yang dicari konsumen untuk perawatan kulit, baik skincare ataupun perawatan aesthetic. Hal tersebut didukung dengan kebutuhan para pria untuk selalu tampil maksimal dalam penampilannya, agar kulit selalu terlihat lebih muda dan sehat.
Contohnya, pada dunia kerja yang mengharuskan mereka bertemu banyak orang dengan salah satu aspek aspek penting untuk membuat kesan pertama yang baik, yaitu dengan penampilan.