
"Ketahuilah, Nyonya, bahwa saya anak Buddha, dan itu sudah menjadi alasan mengapa saya tak makan daging," tulis Raden Ajeng Kartini dalam "Habis Gelap Terbitlah Terang" tahun 1911, sebelum disensor tahun 1915.
Buku itu ditulis oleh Jo Priastana, Ho Sing Kee, dan Gan Kh. Mereka mengambil sumber dari surat asli dalam "Habis Gelap Terbitlah Terang" yang asli sebelum terkena sensor tahun 1915.
Dalam surat-suratnya, sebanyak 3 surat ia memuji sebuah buku karya Harold Fielding (1859-1917) dari Belanda, berjudul ”de Ziel van een Volk” (Jiwa Suatu Bangsa; Inggris: Soul of a People) yang diterjemahkan oleh Felix Orrt ke bahasa Inggris.
Kartini tampak terkesan dengan buku karya H. Fielding tersebut, sehingga ia perlu mengungkapkannya kepada tiga orang teman asingnya, di antaranya dalam surat kepada Dr. N. Adriani, 10 Agustus 1901; kepada Hilda Gerarda de Booij-Boissevain, 26 Mei 1902; dan kepada Nyonya R. M. Abendanon-Mandri, 5 Juli 1903.
Buku ”de Ziel van een Volk” (Jiwa Suatu Bangsa) berisi pengalaman dan pengetahuan si penulis (Fielding) mengenai ajaran Agama Buddha dan bagaimana masyarakat Birma menerapkan dan menerjemahkan ajaran Buddha tersebut dalam kehidupan mereka.
Yang menarik dari buku tersebut adalah terdapat beberapa pembahasan mengenai perempuan, di antaranya kedudukan kaum perempuan yang secara umum setara dengan pria, mengenai perkawinan yang dianggap murni urusan duniawi bukan urusan agama, dan peran perempuan dalam keagamaan pada masyarakat Birma yang ”lebih religius tapi tidak serius” yang berbanding terbalik dengan kaum lelakinya.
Dalam sebuah surat tertanggal 27 Oktober 1902, Kartini menjelaskan sikap vegetariannya dimulai saat ia berumur 14-15 tahun. Namun Kartini tak memiliki keberanian mengumumkan sikap ini hingga beberapa lama sebelum menulis surat ia memberitahu ibunya dan ditanggapi dengan gembira.
Semangat universal dan egalitarian yang dipelajarinya dari Guru Agung Buddha juga menjadi salah satu inspirasi bagi Raden Ajeng Kartini memperjuangkan emansipasi wanita. Walaupun pria maupun wanita memiliki peran sosial yang berbeda, emansipasi wanita menjamin keduanya memiliki kesempatan yang sama untuk saling melengkapi.