
Pohon pisang dikenal sebagai tanaman yang termasuk paling mudah tumbuh, dan kita bisa dengan mudah menemukannya di pedesaan. Namun, hal itu tidak berlaku di dusun satu ini. Pasalnya, jika kamu berkunjung ke dusun ini, tidak akan menemukan satu pun pohon pisang.
Dusun yang dimaksud adalah Dusun Mao, Desa Jambeyan, Kecamatan Karanganom, Klaten, Jawa Tengah, tepatnya sebelah timur objek wisata umbul Jolotundo.
Warga Dusun Mao tak ada yang berani menanam pohon pisang lantaran ada kaitannya dengan Umbul Jolotundo. Dulu, saat Jolotundo masih berupa sendang dan rawa, ada putri petapa bernama Roro Amis yang ingin dibuatkan perahu dari batang pohon pisang.
Ketika Roro Amis hendak menaiki perahu dari pohon pisang tersebut, tak disangka tenggelam. Roro Amis pun tercebur ke mata air Jolotundo, dan tak sengaja menginjak siput kecil hingga kakinya berdarah dan meninggal dunia.
Dari kejadian yang dialami Roro Amis itu, ayahnya yang seorang petapa lantas mengutuk Umbul Jolotundo. Sang petapa pun mengetahui bahwa batang pisang yang digunakan untuk membuat perahu itu berasal dari Dusun Mao.
Lantas ia pun meminta warga desa untuk tidak menanam pohon pisang di dusun itu. Siapa pun yang berani menanam pohon pisang di Dusun Mao akan terkena musibah.
Hal itu dibenarkan oleh Pujono (77) sesepuh Dusun Mao. Beberapa kali pernah ada yang mencoba menanam pohon pisang di sana, pohon pisang tumbuh subur dan berbuah bagus namun tak berselang lama si penanam meninggal dunia. Diduga akibat melanggar pantangan.
“Dulu ada warga yang menanam pisang, tapi meninggal dunia, disusul istri dan anggota keluarganya,” ujar Pujono.