Sekelumit Kisah Tuanku Imam Bonjol dan Gelar Pahlawan Nasional


Tuanku Imam Bonjol, dengan segala silang pendapatnya dengan kaum adat di Perang Padri, membentuk masyarakat Minangkabau modern. Kaum Padri dan Adat telah bersatu dalam Sumpah Satie Bukik Marapalam. Mereka berhasil mendefinisikan nilai baru dalam masyarakat Minang, Adat bersendikan Syarak, Syarak bersendikan Kitabullah. 

Dalam hal ini, Imam Bonjol pun sudah minta maaf kepada kaum adat atas kekerasan yang telah dia lakukan. Dari sini, rata-rata orang Minang melihat sosok Imam Bonjol tidak lagi sebagai sumber kepedihan, tapi sebagai pembawa nilai baru bagi masyarakat Minang.

Satu lagi, kepahlawanan tokoh daerah yang dijadikan tokoh nasional ini memang upaya pemerintah dalam mengokohkan kebangsaan Indonesia. Ini sepenuhnya tergantung dari pengajuan daerah terhadap siapa saja yang diakui sebagai tokoh nasional setiap 10 November. 

Pemilihan pahlawan nasional menjadi alat bagi ahli waris tokoh tersebut agar mendapatkan santunan pemerintah. Selain itu, pemilihan ini juga menjadi tolak ukur keberhasilan pemerintah daerah dalam mengangkat tokoh daerahnya.