Perang Antar Suku dan Kanibalisme di Kepulauan Pasifik


Di Kepulauan Pasifik, terdapat sebuah suku kanibal yang menjalankan budaya menyantap daging manusia. Suku di sana menganggap jika suku yang kalah dalam berperang maka dagingnya berhak untuk disantap suku pemenang.

Budaya ini ditemukan di Vanuatu, Kepulauan di Pasifik yang diceritakan oleh bangsa Eropa yang terdampar di tempat tersebut.

Dikutip dari Pilot Guide, budaya kanibalisme memang merajalela di Pulau Tanna di Vanuatu. Pertempuran antar suku adalah pemandangan yang umum terjadi. Menariknya lagi, setelah menang, mereka akan memakan lawannya

Diyakini bahwa dengan memakan potongan tubuh lawannya, hal itu akan menyerap beberapa kualitas yang dimiliki lawan perang mereka. Kualitas itu dapat dikatakan seperti keberanian dan kekuatan suku tandingannya.

Terlebih, memakan daging lawan menjadi cara untuk membalas dendam dengan impas, terutama pada lawan yang paling dibenci.

Ritual kanibalisme dimulai saat antar suku selesai berperang, dan yang kalah mundur dari medan perang. Para musuh yang terjatuh akan dikumpulkan dan disimpan, untuk selanjutnya disiapkan dalam ritual kanibalisme.

Para pria dalam suku pemenang akan menyanyikan 'cibi' atau tarian kematian, sedangkan para wanita akan mempermalukan lawan perangnya.

Puncak ritual, tubuh korban diikat di sebuah kayu, bak babi panggang yang siap dieksekusi. Para suku pemenang biasanya langsung menyayat perlahan-lahan tubuh yang mereka santap, selanjutnya memakan daging tersebut penuh kerakusan.