
Kamu doyan makan pecel lele? Warung yang biasa jualan di pinggir jalan itu ada dimana-mana, ya! Khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta. Biasanya penjualnya datang dari Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Selain lele, biasanya ada ayam goreng, ati ampela, hingga sate usus.
Tapi tahu nggak, orang asli Lamongan sendiri dilarang makan lele meski berjualan lele. Ya, entah mitos atau fakta. tapi yang pasti larangan itu masih dipatuhi orang Lamongan hingga saat ini.
Pantangan makan lele sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Mitos ini bermula ketika Sunan Giri, penyebar agama Islam di Jawa, sedang melakukan blusukan ke kampung-kampung.
Di tengah jalan, Sunan Giri beristirahat dan singgah di Desa Barang Kauman, Lamongan. Ketika sedang beristirahat, Sunan Giri bertemu dan berbincang-bincang dengan Dewi Asika, atau lebih di kenal dengan Mbok Rondo Barang.
Ketika Sunan Giri hendak melanjutkan perjalanan untuk pulang, tak disangka keris milik Sunan Giri tertinggal di rumah Mbok Rondo. Sunan Giri pun memerintahkan orang terdekatnya, yaitu Ki Bayapati, untuk kembali ke Desa Barang, untuk mengambil keris pusakanya yang tertinggal di rumah Mbok Rondo.
Ki Bayapati pun bergegas menuju ke Desa Barang. Sayangnya, karena Mbok Rondo tidak mengenalinya, Ki Bayapati memasuki rumah Mbok Rondo dan mengambil keris pusaka secara diam-diam dengan mengandalkan ilmunya.
Namun usahanya gagal, Mbok Rondo tersadar bahwa ada yang mencuri pusaka keris milik Sunan Giri. Sontak Mbok Rondo pun berteriak sehingga Ki Bayapati berlari karena dikejar warga Desa Barang.
Dalam kepanikan, Ki Bayapati terus berlari dan mencoba bersembunyi dengan melompat ke sebuah kolam untuk menghindari kejaran warga. Tanpa disangka, kolam itu dipenuhi ikan lele. Ki Bayapati pun berdoa agar lele-lele yang berada di kolam tersebut tidak mematil dia.
Tanpa disangka, warga mengira bahwa Ki Bayapati sudah meninggal karena dipatil ikan lele. Karena berjasa menyelamatkan hidupnya, Ki Bayapati pun bersumpah jika dia dan semua keturunannya tidak akan memakan ikan lele.
Setelah berhasil lolos, Ki Bayapati mengembalikan pusaka keris ke Sunan Giri, namun pusaka keris tersebut malah dihadiahkan kepada Ki Bayapati. Lalu Ki Bayapati kembali ke desa dimana dia diselamatkan oleh ikan lele, yaitu Desa Medang, Kecamatan Glagah. Di sana dia mengajarkan dan menyebarkan agama Islam.
Dari sinilah legenda warga Lamongan pantang makan lele. Mitos yang berkembang di masyarakat, bagi warga Lamongan yang melanggar pantangan ini akan mendapat penyakit gatal-gatal kulit atau ada bercak putih di kulit seperti lele.