
Dalam film De Oost, meneer-meneer muda Belanda banyak yang mau pergi perang ke Hindia Belanda. Motivasinya hanya untuk jalan-jalan dan senang-senang. Ya, karena mereka tidak tahu kalau Indonesia sudah berdiri sebagai negara yang baru diproklamasikan, lengkap dengan tentaranya, meskipun baru laskar dan prajurit seadanya.
Orang Belanda tidak tahu bahwa Indonesia akan merdeka atau memerdekakan diri. Yang mereka tahu, Jepang menyerah setelah bom atom, dan Belanda sebagai pihak yang merasa berhak atas jajahan lamanya harus datang untuk kembali mengorganisir bekas jajahannya tersebut.
Itulah mengapa pada awalnya cuma datang orang-orang sipil NICA bersama Inggris sebagai negara sekutu pemenang perang, yang seremonialnya mengambil jajahan Jepang sebagai pihak pemenang, dan menyerahkannya kembali ke empunya yang lama, yakni Belanda.
Apesnya, Hindia Belanda yang mereka tinggalkan pada 1942 itu bukanlah Hindia Belanda yang dulu, karena sudah menjadi Indonesia yang punya BKR sebagai tentara reguler dan lebih terorganisir.
Namun, meski begitu, Belanda menyebut BKR/TKR dengan sebutan gerombolan pengacau, sebuah julukan yang terlalu meremehkan, yang akhirnya harus mereka bayar mahal.