Bagaimana Manusia Bisa Menjadi Puncak Rantai Makanan?


Bagaimana bisa manusia menjadi puncak rantai makanan, padahal kita adalah makhluk yang lemah dan lambat? Kita tidak bisa melawan kera apalagi predator. Apakah karena kemampuan reproduksi yang kita miliki?

Sebenarnya, manusia tidak serapuh itu, karena semua hal patut dipertimbangkan. Faktanya, tiga dari kualitas terbaik kita bisa membentuk hal yang luar biasa, memungkinkan kita sebagai spesies untuk bertahan dan berkembang.

Endurance (Daya Tahan)

Manusia bukan makhluk yang tercepat di planet ini, tetapi manusia mampu berlari/bergerak dalam jarak yang lebih jauh daripada hampir keseluruhan binatang darat lainnya. Jadi bahkan jika seekor kijang bisa berlari dua kali lebih kencang daripada manusia, ia akan lebih mudah lelah.

Kemampuan kita untuk mampu bertahan lama dalam bergerak adalah berkat keringat yang kita keluarkan; perspirasi (proses berkeringat) hanya mampu dilakukan pada sebagian mamalia, bahkan hanya beberapa, seperti manusia dan kuda. Hal ini berguna untuk mengendalikan suhu tubuh (thermoregulation).

Intelligence (Kecerdasan)

Dianggap sebagai makhluk cerdas, kita mampu mengimbangi kelemahan fisik dengan menemukan atau menciptakan berbagai senjata, seperti tombak pelempar (atlatl).

Dexterity (Kemahiran)

Namun tentu saja, untuk merakit dan menggunakan senjata tersebut, perlu adanya kemahiran dan ketangkasan fisik juga—hal yang tidak mampu dilakukan oleh binatang.

Jadi seperti yang telah kita lihat; ketahanan, kecerdasan, dan ketangkasan fisik adalah sumber-sumber di balik kekuatan terhebat manusia, karena membuka pintu yang tidak tersedia bagi spesies lain. 

Tidak seperti hewan lain, mereka memungkinkan kita untuk lebih mudah (dan jauh lebih cepat) meningkatkan dan mengembangkan persenjataan ofensif dan defensif, seperti yang telah kita lakukan.

Jadi, kita sedikit unggul dalam hal ini.