
Candi Borobudur merupakan salah satu lokasi wisata paling terkenal di Indonesia. Terletak di Magelang, Jawa Tengah, situs bersejarah ini dikunjungi hampir 4 juta turis setiap tahun.
Untuk menyegarkan ingatan, mari mengenal sejarah singkat Candi Borobudur terlebih dahulu. Berdasarkan beberapa sumber, Candi Borobudur diperkirakan dibangun pada abad ke-8 di masa pemerintahan wangsa Syailendra, yang merupakan penganut agama Buddha Mahayana.
Candi Borobudur dibangun menggunakan dua juta batu andesit, yang berasal dari sungai di sekitar wilayah candi. Proses pembangunan Candi Borobudur dipercaya berlangsung selama ratusan tahun, dan baru benar-benar rampung pada masa kekuasaan Raja Samaratungga pada tahun 825 M.
Candi Borobudur sempat ditelantarkan sekitar 928 dan 1006. Saat itu, Raja Mpu Sindok memindahkan ibu kota kerajaan Medang ke kawasan Jawa Timur. Perpindahan ini dilakukan karena terjadi letusan Gunung Merapi yang membuat Candi Borobudur akhirnya ditinggalkan.
Teori sejarah lain mengatakan, beralihnya keyakinan penduduk dari Budha ke Islam membuat Candi Borobudur ditinggalkan.
Kemegahan Candi Borobudur sempat sirna selama berabad-abad karena terkubur di bawah lapisan tanah dan debu vulkanik. Bahkan, Candi tersebut sempat ditumbuhi pohon dan semak belukar hingga menyerupai bukit.
Penemuan Kembali Candi Borobudur
Berbagai literatur mengatakan bahwa Candi Borobudur kembali ditemukan di masa pendudukan Inggris, tepatnya pada 1814 saat Thomas Stamford Raffles menjadi gubernur jenderal di Jawa.
Raffles kemudian mengutus asistennya, HC Cornelius, untuk melakukan survei. Pembersihan besar-besaran pun dilakukan saat Cornelius merekrut 200 orang warga desa sekitar, menebangi pohon dan menyingkirkan semak-semak.
Penggalian berlangsung selama dua bulan, tetapi beberapa bagian tidak bisa digali karena berpotensi runtuh. Penggalian skala kecil terus dilakukan sejak 1817. Sampai akhirnya pada 1834, bangunan candi terlihat setelah residen di wilayah Kedu saat itu, CL Hartmann, membersihkan secara menyeluruh.