Face on Mars, Misteri Wajah Manusia di Planet Mars (Bagian 2)


Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Face on Mars, Misteri Wajah Manusia di Planet Mars - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Pada April 1998, NASA telah kembali berhasil mengirim wahana lainnya, Mars Global Surveyor. Namun, mereka kembali tak pernah memberi informasi yang lebih jelas. MGS hanya dikatakan berhasil mengirim informasi yang tak jauh lebih baik dari yang dihasilkan wahan-wahana sebelumnya.

Apa pun itu, artinya memang hanya sebatas hipotesa yang bisa menjelaskan misteri Wajah Mars. Di antara hipotesa yang mengemuka, yang dikemukakan Alan F. Alford tampaknya bisa menjadi pegangan yang cukup baik.

Menurut penulis terkenal itu, kecil kemungkinan bahwa artefak di Cydonia adalah hasil kreasi makhluk cerdas yang bermukim di sana. Pasalnya, Mars disimak dari sifatnya, tidak tergolong planet yang bersahabat sebagai tempat tinggal makhluk hidup mana pun. Planet itu hanya sekadar memiliki sejumlah faktor pendukung kehidupan yang serba minim. Itu saja.

"Dengan demikian, saya hanya meyakini Face on Mars adalah sebuah perbukitan yang kebetulan bentuknya menyerupai manusia. Masa lalunya yang penuh dinamika alam yang radikal, letupan gunung, hantaman astroid, paling tidak telah mengantarnya menuju pembentukan bukit dengan rupa yang aneh-aneh," ujar Alford.

Kalau pun ingin dikait-kaitkan dengan urun kreasi mahkluk cerdas, Face on Mars paling tidak hanya dibentuk sebagai monumen untuk menarik perhatian makhluk lain di alam semesta. Mereka mungkin tak pernah menjadikan Mars sebagai tempat tinggal. 

Planet itu paling hanya sekadar tempat singgah, seperti Bulan yang pernah disinggahi manusia. Toh, ketika itu sejumlah astronot juga pernah meninggalkan beberapa barang yang diharapkan bisa melegitimasi kehadiran mereka.

Dijelaskan lagi, jika memang kenyataannya seperti itu, ada sebuah hipotesa mengapa para makhluk cerdas sampai meninggalkan 'wajah manusia' di sana. Hal itu tampaknya berkaitan dengan posisi dataran tinggi Cydonia yang sepertinya paling strategis sebagai tempat pendaratan wahana para makhluk asing itu. 

Jika dugaan bahwa Cydonia masa lalu adalah pesisir sebuah lautan benar adanya, perkiraan tadi bukan sesuatu yang berlebihan.

Akan tetapi, mengapa bentuknya seperti wajah manusia? Secara implisit, Alford mengatakan bahwa tampaknya manusia perlu memahami bahwa wajah dengan komposisi dahi, mata, hidung, dan mulut, belum tentu hanya milik manusia. Siapa tahu, bentuk semacam itu juga dimiliki makhluk lain di alam semesta.

"Namun, sekali lagi saya tegaskan, semua itu tetap hanya sebuah hipotesa. Hipotesa yang dibuat dari berbagai kemungkinan yang paling mendekati kebenaran, dan bukti yang bisa diraih manusia. Bahwa di luar sana masih ada 'kebenaran' yang lain, kemungkinannya selalu terbuka," tegasnya.

Oleh sebab itu, ada benarnya memang kata-kata kreator serial X-Files: "The truth is out there". 

Mudah-mudahan, selain bisa menguak asal-usul Face on Mars, para ilmuwan juga bisa menguak misteri-misteri di permukaan Mars yang lain. Seperti retakan landskap yang jika dilihat dari jarak sekitar satu mil mirip gambar dinosaurus, tekstur perbukitan yang menyerupai ikan, dan tentang adanya danau serta air terjun yang diberi nama Thelma Gruss Falls dan Paige Stevens Lake.