Tragedi August Landmesser, Kisah Pria yang Menentang Adolf Hitler


Ratusan pria dan wanita memberi hormat kepada Der Führer dengan cara terbaik yang mereka lakukan untuk memberikan salam hormat Sieg Heil. Kecuali ada satu orang yang menunjukkan wajah yang datar dengan tangan disilangkan. Menandakan sebuah protes terhadap rezim Hitler. 

Siapa pria pemberani ini? Namanya August Landmesser. Dia adalah orang yang menjadi anggota Partai Nazi dari tahun 1931.

Pada tahun 1934, Landmesser bertemu dengan Irma Eckler, seorang wanita Yahudi. Dan keduanya jatuh cinta. Cinta August kepada seorang wanita Yahudi membuat dia dikeluarkan dari partai Nazi. Pada tahun 1935, pengajuan pernikahan mereka ditolak berdasarkan undang-undang rasial Nuremberg. Serangkaian undang-undang yang mengatur pengecualian terhadap kaum Yahudi dan pembatasan terhadap hak-hak kaum Yahudi.

Pada Oktober 1935, Landmesser dan Eckler mempunyai buah hati, seorang gadis kecil yang diberi nama Ingrid. Landmesser melihat bahwa kondisi Jerman pada waktu itu mulai memburuk, yang diperlukan untuk keluarga kecilnya melarikan diri dari Nazi Jerman. 

Dia berusaha melarikan diri ke Denmark dengan istri beserta anaknya. Namun mereka kepergok petugas perbatasan dan dihentikan, yang kemudian membuat diri mereka ditahan di perbatasan. Seluruh keluarga mereka dituduh tidak menghormati undang-undang ras dan melanggar peraturan rasial.

Landmesser diperintahkan untuk mengakhiri hubungannya dengan istri yang dicintainya. Tidak mau meninggalkan istrinya, August sekali lagi berani menentang rezim Nazi. Ini menyebabkan dia dipenjara pada tahun 1938. Dan menjalani hukuman tiga tahun di kamp konsentrasi. August Landmesser tidak akan pernah melihat istrinya lagi.

Eckler yang sedang hamil ditangkap dan dijebloskan ke kamp konsentrasi. Di sana dia melahirkan putri kedua mereka yang diberi nama Irene. Setelah itu Eckler kemudian dipindahkan ke salah satu kamp kematian Nazi, dimana dia dibunuh dengan 14.000 tahanan lainnya. Kedua putrinya lalu ditempatkan ke sebuah yayasan anak yatim piatu.

Setelah menyelesaikan masa tahanannya, Landmesser kemudian dipaksa untuk bergabung dengan angkatan darat pada tahun 1944. Dua bulan kemudian dia dikabarkan hilang dalam sebuah pertempuran. 

Beberapa tahun kemudian, putri bungsu Landmesser, Irene Eckler, menulis sebuah buku, didedikasikan untuk kisah keluarganya yang menyedihkan dan sebagai penghormatan terhadap ayahnya yang sangat berani.