Perbedaan Butterfly Effect dan Domino Effect, Serta Contohnya


Efek Domino adalah rangkaian kejadian dimana satu hal menyebabkan terjadinya kejadian-kejadian lain, yang menyebabkan kejadian-kejadian lainnya saling berhubungan.

Contoh: Dibunuhnya Julius Caesar menyebabkan terjadinya berbagai perang saudara di Republik Romawi, dan dibentuknya Second Triumvirate yang menyebabkan persaingan antara Marc Anthony dengan Lepidus dengan Octavian, yang menyebabkan kalahnya Lepidus dan Marc Anthony dengan Octavian, yang menyebabkan runtuhnya Republik Romawi, yang menyebabkan didirikannya Kekaisaran Romawi.

Contoh lainnya: Pemerintah Prancis membantu Revolusi Amerika, dan terjadinya krisis pertanian menyebabkan krisis moneter yang—bersama dengan kesenjangan sosial dan kekuasaan absolut raja—menyebabkan terjadinya Revolusi Prancis yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Prancis, yang menyebabkan didirikannya Republik Prancis Pertama.

Contoh lainnya lagi: Sebuah neutron yang bertumbuk dengan Uranium-235 akan menyebabkan lepasnya 3 buah neutron yang masing-masing akan bertumbuk dengan atom isotop Uranium-235 lainnya, yang menyebabkan lepasnya 3 buah neutron yang masing-masingnya akan bertumbuk dengan atom isotop Uranium-235 lainnya, dan seterusnya hingga chain reaction tersebut menghasilkan banyak energi dan... duarrr!

Sedangkan Efek Kupu-Kupu adalah peristiwa dimana suatu hal yang kecil bisa menyebabkan hal yang besar, dan biasanya hasilnya tak terduga.

Contoh: Ditolaknya seorang pria dari Akademi Seni Rupa Vienna mengakibatkan ditulisnya buku Mein Kampf, dan naiknya pria tersebut menjadi Führer Jerman yang menyebabkan tewasnya jutaan jiwa. Pria itu bernama Adolf Hitler.

Contoh lainnya: Alexander Fleming tidak sengaja menjatuhkan rotinya ke cawan petri yang membawanya ke penemuan antibiotik. Jika antibiotik tidak ditemukan, akan ada banyak orang, keluarga, dan penemuan-penemuan yang tidak ada di dunia ini. 

Pada efek domino, suatu peristiwa menyebabkan peristiwa lainnya, dan peristiwa lainnya menyebabkan peristiwa lainnya lagi, dan seterusnya. Kalau satu peristiwa tidak terjadi, maka peristiwa selanjutnya tidak akan terjadi.

Pada efek kupu-kupu, suatu peristiwa kecil berdampak signifikan hingga menimbulkan peristiwa yang besar.

Perbedaan utamanya:

Syarat

Syarat supaya suatu rangkaian peristiwa disebut domino effect adalah jika rangkaian peristiwa tersebut diawali dengan peristiwa yang menyebabkan peristiwa lainnya, dan seterusnya, yang saling berhubungan.

Syarat supaya suatu rangkaian peristiwa disebut butterfly effect adalah jika rangkaian peristiwa tersebut diawali dengan peristiwa kecil, yang kemudian menyebabkan terjadinya peristiwa besar, yang seringkali tidak berhubungan.

Hasil

Hasil dari butterfly effect tidak bisa diprediksi.

Misalnya, cuma gara-gara seseorang tak diterima di sekolah seni bisa menyebabkan jutaan jiwa melayang; itu benar-benar tak masuk akal, tidak nyambung, dan tak bisa ditebak. Hitler bisa saja memilih untuk menjadi penyanyi atau mendaftar di sekolah lain, dan jutaan nyawa tidak akan melayang.

Hasil dari domino effect bisa diprediksi dengan logika—urutan sebab akibatnya masuk akal dan nyambung.

Meskipun merupakan diktator, Julius Caesar disayang rakyat. Kalau dia dibunuh, pantas jika rakyat akan memusuhi pembunuhnya. Orang yang berpengaruh seperti Octavian (anak angkat Caesar) memiliki kemungkinan besar untuk menjadi pemimpin. Kalau saingannya sudah kalah semua, otomatis Octavian jadi satu-satunya yang berkuasa. 

Kalau negara mengalami krisis ekonomi dan pemerintahnya otoriter, maka terjadinya pemberontakan, atau lebih tepatnya revolusi, adalah hal yang mungkin terjadi. Terjadinya revolusi membuat sistem dan bentuk pemerintahan berubah. Masuk akal, kan? 

Hanya saja, kedua istilah ini, efek domino dan efek kupu-kupu, sering digunakan untuk merujuk pada satu hal. Memang agak mirip, ya.