Kisah Pertempuran Nabi Isa dengan Dajjal dan Ya’juj-Ma’juj (Bagian 1)


Tanda-tanda besar akan segera munculnya kiamat adalah kemunculan Dajjal, yang juga disebut "si mata satu", sebab mata sebelah kirinya tak berfungsi (buta). Kerusuhan yang disebabkannya termasuk paling dahsyat yang menimpa manusia pada hari akhir. 

Si mata satu mengaku sebagai nabi, lebih dari itu ia juga mengaku menjadi tuhan. Kedua tangannya memiliki kemampuan yang dianugerahkan Allah sebagai cobaan baginya dan manusia. Ia berkata pada langit, "Turunkan hujan.” Maka seketika turun hujan. Ia berkata pada bumi, “Keluarkan tumbuhan dan kekayaanmu." Maka keduanya seketika keluar. 

Ia membunuh seseorang, dan dengan mudah menghidupkannya kembali. Ia menjelajahi seluruh penjuru bumi, tak satu daerah pun luput dari kunjungannya, dan kerusakan yang disebabkannya. Kecuali kota Mekkah dan Madinah. Setiap kali hendak memasuki dua kota itu, para malaikat telah menjaganya. Ia pun kembali dengan hati kecewa. 

Kemunculan pertamanya, di kota Ashbahan. Saat itu, ia diikuti sekitar tujuh puluh ribu Yahudi. Selain itu, ia juga diikuti orang-orang bejat. Dalam kondisi itu, bumi masih bertahan selama empat puluh hari. Seharinya bagaikan setahun, sebulan dan seminggu, padahal hari-hari itu sama dengan hari-hari biasa.

Penjelasan tentang hal ini termaktub dalam hadits-hadits sahih. Sabda Rasul saw, "Tak seorang Nabi pun yang tidak mengingatkan umatnya akan datangnya si mata satu pembohong itu. Ia buta, tapi Tuhan kalian tidak. Di dahinya tertulis ‘kafara’, artinya ‘kafir’, terbaca oleh setiap muslim." 

Sabda Rasul saw, "Dajjal muncul membawa air dan api. Sesuatu yang terlihat manusia sebagai air, sebenamya adalah api, dan sebaliknya yang terlihat sebagai api adalah air sejuk dan tawar. Siapa saja yang mengalaminya di antara kalian, maka ambillah yang terlihat seperti api, karena sebenamya ia air tawar yang baik." 

Nuwas bin Sam' an mengisahkan, "Suatu pagi Rasul membicarakan tentang Dajjal. Beliau kadang merendahkan kemampuan Dajjal dan kadang-kadang meninggikan kehebatannya sampai-sampai kami mengira ia berada di balik perkebunan kurma Madinah.” (Rasulullah merendahkan Dajjal karena ia hina bentuknya, bermata satu, dan di antara kedua matanya tertulis ‘kafir’ dan beliau meninggikan kedahsyatan fitnah yang ditimbulkan Dajjal meliputi hal-hal yang luar biasa). 

Maksud hadits itu adalah: Nabi saw benar-benar ingin menggambarkan dekatnya saat kemunculan Dajjal dengan menggunakan segala cara untuk menjelaskan, seperti merendahkan dan mengangkat vibrasi suaranya dalam berbicara. Hingga para sahabat mengira Dajjal berada di balik pepohonan kurma di Madinah, untuk menggambarkan dekatnya saat kemunculan Dajjal. 

Kata Nabi, "Selain Dajjal, aku tak akan menghawatirkan kalian. Jika ia muncul dan aku ada bersama kalian, maka akulah lawannya (mematahkan dan menolak semua argumennya) dan bukan kalian. Jika saat ia keluar dan aku tak bersama kalian, maka masing-masing bertanggung jawab atas dirinya. Allah SWT adalah khalifahku yang akan senantiasa menjaga kalian (sepeninggalku).

“Dajjal adalah seorang pemuda perkasa (kekar dan berambut keriting), matanya menyala-nyala (berwarna keemasan), aku seakan menyamakannya dengan Abdil ‘Uzai bin Qatn (seseorang yang mati pada zaman jahiliah). Siapa saja yang mengalaminya, bacalah bagian awal surat al-Kahfi. 

“Ia akan keluar dari sebuah tempat di antara Syam dan Irak. Kerusakan melanda sebelah kanan dan kiri jalan yang dilaluinya. Hai Hamba Allah... berpegang teguhlah (dalam iman dan jangan berpaling).”

Kemudian kami bertanya, "Berapa lama ia tinggal di bumi?" 

"Empat puluh hari. Sehari bagaikan setahun, sehari seperti sebulan, sehari bak seminggu, dan yang lainnya sama seperti hari-hari biasanya," jelas Rasul. 

Kami lanjut bertanya, "Bagaimana dengan sehari yang sama dengan setahun, cukupkah dengan shalat satu hari saja?" 

Nabi menjawab, "Tidak, tapi kira-kiralah sesuai kadarnya (hari-hari biasa).” 

Kemudian kami bertanya lagi, "Seperti apa kecepatannya di bumi?" 

Kata Nabi, "Seperti rintik hujan yang diterpa angin, ia datang pada suatu kaum dan menyeru mereka. Kaum itu lantas mengimani dan mengikutinya. Ia perintahkan langit menurunkan hujan. Maka seketika turun hujan. Kepada bumi, ia perintahkan mengeluarkan tumbuhan, dan mendadak bermunculan tumbuhan hijau. Tapi itu tak berselang lama, semua kembali seperti semula dan menghilang.

Baca lanjutannya: Kisah Pertempuran Nabi Isa dengan Dajjal dan Ya’juj-Ma’juj (Bagian 2)