
Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Hewan-hewan dengan Sengat Paling Mematikan di Dunia - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Kalau kita berbicara ubur-ubur mana yang sengatannya paling cepat membunuh manusia, jawabannya adalah C. fleckeri.
"C. fleckeri bahkan disebut hewan paling berbisa di dunia," kata Gershwin. "Korbannya akan mati tegang dalam dua menit setelah disengat. Fleckeri membunuh dengan membuat jantung berhenti berdetak," tambahnya.
Sejak 1883, sebanyak 68 orang meninggal akibat sengatan hewan ini di perairam Australia.
Nama lain yang muncul ketika membahas ubur-ubur kotak adalah Irukandji. Kepala ubur-ubur jenis ini tingginya bisa hanya 1 cm. Namun, panjang tentakelnya bisa mencapai 100 kali panjang kepalanya. Bisa keluar dari tentakel dan kepala ubur-ubur ini.
Tidak seperti sengatan ubur-ubur lain, gejala sengatan Irukandji tidak langsung muncul. Sindrom Irukandji muncul 20-30 menit setelah disengat. Gejalanya berupa sakit punggung, pusing, kram otot, dan bahkan kemungkinan serangan jantung karena meningkatnya tekanan darah secara ekstrem.
Dibandingkan dengan C. fleckeri, Irukandji lebih sering menyengat manusia. Namun, karena waktu bagi korban untuk memperoleh perawatan medis lebih panjang, Irukandji secara umum lebih tidak mematikan.
Belakangan, tidak banyak lagi orang yang meninggal karena disengat ubur-ubur. Ini karena semakin intensnya pendidikan terkait ubur-ubur berbahaya, dan pelayanan kesehatan yang terus membaik.
Tetapi jika Anda ingin mengenal hewan penyengat yang membunuh dalam skala besar, mari kita kembali ke darat.
Tawon raksasa Asia adalah serangga penyengat terbesar di dunia. Hewan ini kerap disebut "tawon neraka".
Di Jepang, 30-50 orang tewas setiap tahun karena sengatan tawon, yang merusak daging. Di Ankang, Cina, pada 2013, sebanyak 41 orang meninggal dunia karena tawon dalam tiga bulan.
Dengan informasi ini, tampak bahwa jumlah kematian karena sengatan tawon lebih besar dari spesies lain. Namun, bisa disebut anggapan ini tidak adil karena jumlah kematian karena kalajengking atau bahkan ubur-ubur kerap tidak terdata.
Namun, pada dasarnya penyengat paling mematikan ternyata adalah hewan yang selalu 'berdampingan' dengan kita. Schmidt menyebut hewan yang paling berisiko menyelakai manusia adalah lebah madu.
Banyak orang di Eropa dan Amerika Utara mengenalnya sebagai lebah madu Eropa (A. mellifera), sementara orang di Asia lebih mengenal lebah madu raksasa (A. dorsata). Keduanya memiliki bisa berbahaya.
Bagi kebanyakan orang, sengatan seekor lebah hanya membuat kesakitan dan bengkak di satu bagian tubuh. Namun, sebenarnya, ketika seekor lebah menyengat Anda, lebah itu mengeluarkan alarm pheromone yang memanggil rekan-rekannya untuk ikut menyengat.
Tapi tetap saja, perlu banyak sengatan lebah hingga seseorang bisa terbunuh. Schmidt mengungkapkan, "seseorang tidak akan dalam kondisi serius jika disengat kurang dari 500 lebah."
Meskipun begitu, ada beberapa faktor yang bisa membuat lebah madu menjadi penyengat paling mematikan, khususnya karena sejumlah lebah amat agresif.
Lebah liar Afrika kerap menyerang predatornya beramai-ramai. Pada abad ke-20 hewan ini dibawa ke Amerika Selatan, dan sejak saat itu terus terbang hingga ke Amerika Utara. Di Amerika utara, lebah ini pun dikenal sebagai lebah pembunuh.
Lebah pembunuh telah menewaskan ratusan orang selama beberapa dekade terakhir. Meskipun begitu, hewan ini hanya akan menyerang jika Anda dinilai mengancam mereka. Jadi, tinggalkan mereka dan Anda akan baik-baik saja.
Satu sengatan lebah bisa saja fatal jika kita ternyata alergi terhadap sengatan itu.Kondisi Anaphylaxis terjadi ketika sistem imun seseorang bereaksi berlebih terhadap penyebab alergi (misalnya bisa), yang kemudian memicu pembengkakan secara cepat, kerusakan daging, dan kesulitan bernapas.
Reaksi yang sangat ekstrem, yang dikenal sebagai kejutan anaphylactic, bisa menyebabkan seseorang sesak napas akut. Apalagi jika orang itu menderita asma. Sengatan semut, tawon dan ubur-ubur bisa menimbulkan reaksi itu. Namun, sengatan lebah yang paling sering terdata menyebabkan ini.
Untungnya, anaphylaxis bukanlah hal yang umum terjadi. Di Inggris, kurang dari tiga orang meninggal dunia karena disengat lebah, sementara di Amerika jumlahnya sekitar 55 korban tewas. Tapi tetap saja, jika berbicara soal sengatan, hewan apapun bisa saja membunuh kita.