Hewan-hewan dengan Sengat Paling Mematikan di Dunia (Bagian 1)


Hewan penyengat menusukkan organ tajam mereka ke tubuh Anda. Selain itu, pada dasarnya, sengat juga dapat merupakan senjata kimia yang menyemprotkan racun langsung ke aliran darah.

Namun, hewan apa yang layak disebut sebagai "raja sengat", yang sengatannya sebaiknya Anda hindari?

Jawaban dari pertanyaan itu ternyata lebih rumit dari yang Anda duga. Anda mungkin sedang bertanya tentang hewan apa yang sengatannya paling menyakitkan. Anda juga bisa sedang bertanya tentang hewan apa yang paling beracun. Atau hewan apa yang racunnya paling mematikan.

Sekarang, mari kita bahas soal sakitnya sengatan. Ada cara sederhana untuk menguji ini: biarkan sesuatu menyengat Anda.

Entomolog Justin Schmidt telah berkali-kali membiarkan berbagai serangga menyengatnya, demi tujuan ilmu pengetahuan. Schmidt sudah membuat indeks kesakitannya sendiri, dengan deskripsi bagaimana pedihnya masing-masing sengatan.

Orang-orang yang tidak beruntung di Amerika Tengah dan Amerika Selatan kemungkinan besar akan setuju dengan Schmidt, bahwa sengatan paling menyakitkan berasal dari semut peluru. Bahkan nama semut ini sudah menggambarkan sakitnya disengat.

Di sisi lain, semut maricopa, memiliki bisa paling berbahaya di antara serangga penyengat. Sebenarnya, masing-masing semut hanya punya sedikit bisa. Tapi karena mereka tinggal di koloni yang terdiri dari sampai 10.000 semut, mereka bisa sangat berbahaya.

Ini memberikan penegasan penting terkait sengat: sengatan tidak hanya mengakibatkan kesakitan, tetapi juga mengancam nyawa. Khususnya kelajengking yang terkenal dengan sengatan berbahaya.

Meskipun begitu, ahli kalajengking Lorenzo Prendini dari Museum Sejarah Alam Amerika menyatakan hanya sekitar 20 dari 2.000 spesies kalajengking, yang bisanya dapat mengancam nyawa manusia.

Hampir seluruh kalajengking berbahaya ini berasal dari famili Buthidae, yang hidup di berbagai penjuru dunia, mulai dari Meksiko hingga Brasil, dari Afrika utara sampai India. Namun, spesies kalajengking paling berbahaya hidup di daerah gurun.

"Ada banyak spesies kalajengking berbahaya di Afrika Utara dan Timur Tengah," kata Prendini. "Kebanyakan kematian diakibatkan spesies Leiurus quinquestriatus dan berbagai macam spesies Androctonus, khususnya A. australis dan A. crassicauda."

L. quinquestriatus juga dikenal sebagai "penguntit kematian", sementara Androctonus berarti "pembantai manusia". Nama-nama itu tidak berlebihan sama sekali.

A. australis bisa memiliki panjang tubuh 10 cm. Bisanya mengandung racun kuat yang menyerang jaringan saraf.

"Efek dari bisa kalajengking tergantung pada dua hal. Pertama kadar racun dalam bisa, dan, yang kedua, jumlah bisa yang disuntikkannya ke tubuh manusia," kata Prendini.

"Spesies lebih besar dengan kadar racun lebih sedikit, tetapi dapat menyuntikkan bisa dalam jumlah banyak, seperti A. australis atau Parabuthus granulatus, potensial lebih mematikan daripada spesies lebih kecil dengan racun lebih berbahaya, tetapi hanya dapat menyuntikkan bisa dalam jumlah kecil, misalnya Leiurus quinquestriatus."

Mayoritas orang dewasa sehat, akan dapat selamat dari bisa kalajengking. Tetapi itu hanya jika mereka segera mendapat akses kesehatan, termasuk anti-bisa.

"Kebanyakan korban tewas karena kalajengking adalah anak kecil atau manula," ungkap Prendisi. "Kebanyakan sengatan terjadi di perkampungan miskin yang dekat dengan habitat kalajengking."

Karena sebagian kematian akibat sengatan kalajengking terjadi di daerah terpencil, pencatatan datanya pun tidak lengkap. Hal serupa terjadi pada data hewan dengan sengatan paling mematikan di laut.

Ubur-ubur melontarkan proyektil untuk menangkap mangsa dan membela diri. Alat ini berfungsi seperti anak panah ketika ditembakkan. Proyektil itu akan mengeluarkan bisa yang kemudian masuk menusuk daging sasaran.

Dari sekitar 2.000 spesies ubur-ubur, hanya 10-15 spesies yang dianggap berbahaya bagi nyawa manusia.

Salah satunya adalah ubur-ubur kotak. Spesies ini, yang terbesar adalah ubur-ubur kotak Australia atau Chironex fleckeri, yang beratnya bisa mencapai 1 kg. Dengan tentakel sepanjang tiga meter, hewan ini mengeluarkan sengatan yang menyerang otot dan saraf. 

"C. Fleckeri telah menyebabkan banyak kematian di Australia. Spesies lain, Chironex, mengakibatkan kematian di daerah lain," kata ahli ubur-ubur, Lisa-Ann Gershwin.

Baca lanjutannya: Hewan-hewan dengan Sengat Paling Mematikan di Dunia (Bagian 2)