Film-film Menggambarkan Dinosaurus secara Keliru, tapi Kita Telanjur Percaya


Apa saja informasi keliru tentang dinosaurus yang diciptakan oleh Holywood dan dipercaya banyak orang? Jawabannya sangat banyak, di antaranya berikut ini.

Ukuran Velociraptor tidak sebesar yang digambarkan di film, penampilannya tidak seperti yang digambarkan, dan harusnya ditutupi bulu.

Velociraptor asli berukuran sepanjang sekitar dua meteran, dengan tinggi paling tidak selutut manusia dewasa. Mereka mungkin tetap berbahaya jika marah, tapi yang jelas tidak sebesar dan secerdas di film. Mereka juga mempunyai bulu di tubuhnya, sehingga penampilannya tidak semengintimidasi di film.

Dinosaurus herbivora (hampir) selalu digambarkan sebagai hewan lemah. Kenyataannya tidak begitu. Untuk apa semua duri, tanduk, dan ukuran raksasa itu? Banyak dinosaurus herbivora yang memiliki pertahanan sangat kuat yang bikin dinosaurus karnivora keder. 

Dinosaurus karnivora selalu digambarkan mengejar manusia. Padahal manusia itu dagingnya sedikit. Kalau buat dinosaurus karnivora raksasa seukuran T.rex, kita cuma kacang goreng atau kuaci. 

Hewan-hewan pemakan daging cenderung memilih mangsa murah meriah, artinya dagingnya banyak (bikin kenyang) dan gampang didapat. Manusia mungkin lebih gampang didapat. Tapi dagingnya sedikit. 

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa T.rex tidak bisa berlari lebih cepat dari 25 km per jam atau sekitaran itu. Jika T.rex berlari cepat, beban yang diterima kedua kakinya terlalu besar sehingga bisa membuatnya cedera. Dua puluh lima kilometer per jam memang tidak terdengar cepat, tapi itu sudah cukup buat mengejar manusia. 

Pengecualian buat Dinosaur Island (2014). Ini mungkin karena sudah telanjur. Orang-orang telanjur akrab dengan penggambaran dinosaurus sebagai reptil raksasa. Sehingga, bagi sebagian orang, konsep dinosaurus berbulu kelewat aneh dan terkesan kurang menakutkan.

Kita bisa membuat ulang dinosaurus dengan DNA mereka yang terawetkan di amber. Benarkah? Tidak segampang itu! 

Sangat sulit menemukan DNA dinosaurus utuh, baik yang terawetkan di amber maupun yang bukan. DNA tersebut biasanya sudah terfragmentasi dan sangat samar, sehingga kita tidak bisa membacanya. Kalaupun bisa, kita harus menghadapi masalah lain seperti menambal DNA yang kurang, atau mencegah kontaminasi DNA. Semua itu adalah proses yang sangat rumit dan butuh presisi tinggi.