Dinosaur Renaissance, Perubahan Penting Seputar Pengetahuan Dinosaurus


Apa pentingnya penemuan "dinosaurus memiliki bulu"? Apakah ini berarti Tyrannosaurus Rex bukan reptil? Atau apakah reptil modern dan burung memiliki nenek moyang sama yang kita sebut "dinosaurus"?

Pada dasarnya, penemuan tersebut mengubah cara pandang ilmuwan mengenai dinosaurus. Sebelum akhir 1900, kita melihat dinosaurus sebagai hewan reptil raksasa yang lamban dan pasif.

Namun, setelah ditemukannya fosil Deinonychus pada 1964, kita mengetahui bahwa rupanya banyak dinosaurus merupakan hewan sedang atau kecil yang lincah dan aktif. Mereka juga kemungkinan lebih cerdas dibanding yang tadinya kita duga, meskipun tidak secerdas penggambaran di film-film. 

Perombakan cara berpikir kita terhadap dinosaurus disebut sebagai Dinosaur Renaissance. Penggambaran dinosaurus agak bergeser dan lebih luas.

Akhirnya, ketika pada 1990-an para paleontolog menemukan fosil dinosaurus berbulu, mereka mulai berpikir.

Saat itu, kelompok makhluk hidup yang asal-usulnya masih belum jelas adalah burung. Ditemukan fosil dinosaurus berukuran kecil yang juga berbulu. Saat ini, bulu adalah karakteristik eksklusif yang hanya ditemukan di kelompok burung.

Di tahun 1861, ditemukan fosil Archaeopteryx di Jerman, yang mempunyai ciri baik burung maupun reptilia. Para ilmuwan mulai berpikir, apa jangan-jangan burung memang berasal dari dinosaurus?

Seiring makin banyaknya temuan yang mengamini hal tersebut, akhirnya para ahli mulai menyusun pohon filogeni. Selama bertahun-tahun, kita akhirnya mendapatkan sisi terang dari dinosaurus, reptil, dan burung, dan dituangkan dalam pohon filogeni.

Apa itu berarti Tyrannosaurus rex bukan reptil? Atau apakah reptil modern dan burung memiliki nenek moyang sama yang kita sebut "dinosaurus"?

Pertanyaan pertama. Perkara mengenai apakah dinosaurus itu reptil atau bukan, sebenarnya sedikit rancu, karena kita telanjur mengenali reptil sebagai kelompok hewan yang terpisah dari burung. Kita biasa mengenal lima kelas utama vertebrata berdasarkan klasifikasi Linnaean: Pisces (ikan), Amfibi, Reptilia, Aves (burung), dan Mamalia.

Padahal, menurut klasifikasi filogeni, reptilia adalah kelompok parafiletik, alias tidak hanya ada satu jalur.

Berdasarkan filogeni, kisah singkatnya begini: Reptilia awal berdiversifikasi dari amfibi pada Zaman Karboniferus, sekitar 300 juta tahun lalu, lebih dari 60 juta tahun sebelum dinosaurus muncul. Kemudian, pada Zaman Permian, sekitar 280 juta tahun lalu, reptilia ini berdiversifikasi lagi menjadi dua, yaitu Synapsid dan Diapsid.

Diapsid ini, beberapa juta tahun kemudian, berdiversifikasi lagi menjadi dua kelompok, yang satu adalah Testudinata, yang lain adalah reptilia sisanya, yang terpecah menjadi Lepidosauria dan Archosauria. Lepidosauria menurunkan kadal, ular, dan tuatara, yang hidup hingga kini. Archosauria menurunkan buaya, pterosaurus, dan dinosaurus, di mana sebagian dari kelompok dinosaurus, yang disebut Theropoda, berevolusi menjadi burung, yang tetap ada hingga sekarang.

Jadi, kedudukan burung dalam filogeni sangat kecil, sehingga tidak cocok secara filogeni kalau diklasifikasikan ke dalam kelas tertentu. Kenapa? Karena secara teknis, burung berarti termasuk reptilia, karena diturunkan dari dinosaurus.

Jadi, apakah Tyrannosaurus adalah reptil? Secara general, iya, karena Tyrannosaurus adalah dinosaurus. Dengan pemahaman general yang sama, burung juga termasuk reptil.

Lalu, apakah reptil modern dan burung memiliki nenek moyang sama yang kita sebut "dinosaurus"? Tidak. 

Reptil modern seperti kadal, ular, dan tuatara adalah hasil evolusi dari kelompok Lepidosauria yang lebih linear. Buaya adalah hasil evolusi dari kelompok Archosauria—bersama burung, yang menyebabkan burung sebenarnya lebih berkerabat ke buaya dibanding hewan lain yang masih hidup. Sedangkan kura-kura, mereka mengambil jalur evolusi sendiri sejak Zaman Permian.