Ceratopsia, Hewan Purba Ganas dengan Tanduk Mematikan


Ceratopsia merupakan kelompok dinosaurus yang muncul pada Periode Kretaseus, dengan ciri khas berupa tanduk tulang dan kerah leher yang juga dari tulang. Tubuh mereka besar dan kokoh, seperti badak. 

Ukuran mereka berkisar rata-rata 6 meter panjangnya, dengan bobot setidaknya sama dengan seekor gajah. Faktor yang menjadikan Ceratopsia bisa begitu mematikan di antaranya adalah tanduk.

Tanduk Ceratopsia terdiri dari tulang, dan berukuran besar. Satu tanduk bisa mencapai satu meter panjangnya, dan itu baru inti tulangnya, belum termasuk lapisan keratinnya. Ceratopsia punya puluhan variasi penempatan dan bentuk tanduk. Jika ada penulis film yang mencari inspirasi soal bentuk makhluk fantasi, Ceratopsia bisa jadi referensi yang bagus!

Di banyak paleoart (termasuk film atau film dokumenter) Ceratopsia seperti Triceratops, sering digambarkan kalah dan dimakan oleh dinosaurus Theropoda, tapi kenyataannya tidak akan sesering itu. 

Theropoda harus punya nyali, strategi, dan jumlah yang memadai untuk mengalahkan Ceratopsia buruan mereka, apalagi jika dalam kelompok. Salah-salah, mereka harus berhadapan dengan barisan tanduk maut itu.

Teritori dan Sosial

Beberapa herbivora zaman sekarang memiliki teritori mereka sendiri, dan mereka praktis tidak menoleransi hampir siapa pun yang melanggar wilayah mereka. Ceratopsia juga hidup berkelompok, yang kemungkinan akan melindungi kawanannya yang muda di tengah lingkaran tanduk.

Jika ada satu anggota kelompok yang diserang predator, bukan tidak mungkin anggota kelompok lain akan membantu melawan. Ini pernah terjadi di herbivora modern seperti kerbau Afrika.

Tentu saja, Ceratopsia kemungkinan besar tidak secerdas kerbau Afrika, dan tidak menutup kemungkinan mereka lebih "antisosial", tapi kemungkinannya tetap saja ada. Apalagi bagi sang induk yang harus melindungi anaknya.

Kemudian, rahang. Kendati merupakan herbivora, rahang Ceratopsia kuat dan menakutkan. Paruh melengkungnya tajam dan berguna untuk mengelupas kulit kayu, akar, atau dedaunan. 

Gigi-giginya menggerinda tumbuhan yang dimakannya hingga halus. Tempat perlekatan otot di tulangnya yang besar mengindikasikan bahwa gigitan Ceratopsia cukup kuat untuk ukuran herbivora. Paleontolog menganggap rahang bisa dijadikan senjata, karena mereka telah melihat buktinya.

Salah satu fosil terkenal (dinamai Dinosaur Fight) yang ditemukan di Mongolia, memperlihatkan Protoceratops terkunci dalam pertarungan melawan Velociraptor. Jelas bahwa Protoceratops tidak menyerah begitu saja. Dia menggunakan rahangnya untuk menggigit lengan Velociraptor hingga nyaris putus. Kemungkinan besar, kedua hewan ini mati saat bertarung karena tertimbun badai pasir.

Bayangkan seekor makhluk sebesar gajah, dengan tanduk sepanjang lengan, dan paruh burung beo yang kuat dan tajam, berlari dengan dengusan amarah.

Membayangkan seperti apa kerusakan yang bisa dihasilkan jika seekor gajah mengamuk, tidak sulit membayangkan bagaimana jadinya jika seekor Ceratopsia mengamuk. Dia akan menerjang apa saja yang ada di hadapannya.