
Butterfly Effect adalah kekacauan yang bisa saja terpicu dari sebuah faktor sederhana. Teori ini ditemukan oleh peramal cuaca, Edward Norton Lorenz, dari MIT.
Meramal cuaca sampai bisa tepat itu sangat susah, karena banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, dan masing-masing faktor terlihat sangat acak seperti sebuah kekacauan yang tidak bisa ditebak.
Namun perlahan Edward Norton Lorenz menemukan, kekacauan tersebut ternyata dibentuk oleh suatu ‘kekacauan yang teratur’, yang dipicu oleh hal lain yang ternyata sangat simpel. Jadi dia mengambil kesimpulan: bisa jadi kepakan sayap pada burung salah satu pemicu terjadinya badai topan, kerana gerakan angin yang walau sedikit dari kepakan sayap itu, kalau dirunut, akhirnya mempengaruhi faktor-faktor lain dan menjadi kekacauan di akhirnya, yaitu badai topan.
Saat mengemukakan teorinya ke publik, dia mengganti burung dengan kupu-kupu di Brazil, agar lebih puitis, "Apakah kepakan sayap kupu-kupu liar di Brazil dapat menyebabkan angin Tornado di Texas?"
Dari situ, populerlah apa yang disebut efek kupu-kupu, yaitu sesuatu yang dianggap remeh tapi ternyata merupakan pemicu sesuatu yang besar di kemudian hari.