
Banyak ahli sejarah dan fisikawan mengatakan, "Jangan belajar dari film, apalagi film animasi." Ya, karena film tujuan utamanya adalah komersial, bukan edukasi (kendati, biasanya, film-film sejarah atau sci-fi punya unsur baik yang benar maupun yang keliru di dalamnya).
Mari kita bongkar "kekeliruan" film Dinosaur buatan Disney.
Pertama adalah si tokoh utama, Aladar, yang merupakan seekor Iguanodon. Apakah dinosaurus bisa berjalan secepat yang ditunjukkan di film itu?
Untuk kasus Aladar, jawabannya adalah iya, meskipun kita belum tahu persis sampai secepat apa mereka mampu berlari dan selincah apa pergerakan mereka.
Iguanodon merupakan kelompok dinosaurus Ornithopoda, atau dinosaurus herbivora berpanggul burung, dengan kemampuan berjalan menggunakan dua atau empat kaki. Penggambaran dinosaurus-dinosaurus Disney sudah mengikuti rekonstruksi mutakhir di zaman ketika film itu dikeluarkan (tahun 2000), karena dinosaurus Ornithopoda kadang keliru digambarkan menyeret ekornya di tanah.
Ciri Ornithopoda lainnya adalah, mereka mempunyai tubuh ringan. Tubuh ringan dan keluwesan keempat kaki membuat mereka mampu berjalan atau berlari cepat, yang merupakan pertahanan diri terhadap predator (selain jumlah mereka).
Kedua adalah figuran yang bertindak sebagai "orangtua" Eledar. Dari morfologinya, hewan ini akan diklasifikasikan ke mamalia Primata (monyet, kera, lemur) jika memang benar-benar ada.
Padahal, Primata baru berevolusi di Era Kenozoikum, yaitu setelah dinosaurus non-avian punah. Sepanjang Era Mesozoikum, yaitu era ketika dinosaurus hidup, mamalia hanyalah hewan kecil seukuran tikus. Beberapa dari mereka mungkin hidup di pohon, tapi tidak ada yang punya morfologi seperti itu.