
Sirivat Voravetvuthikun adalah seorang pebisnis milyuner. Tapi kemudian bangkrut karena krisis finansial Asia di akhir tahun ‘90-an. Krisis itu tidak hanya merenggut semua kekayaannya, tapi juga membuatnya terlilit utang bernilai jutaan dolar.
Tapi semua bencana itu tidak bisa menghancurkannya begitu saja dan menjadi seorang yang miskin dan terpuruk. Srivat berusaha keras untuk memulai semuanya kembali.
Istrinya membuat roti lapis semalaman hingga subuh, dan dia pergi pagi-pagi sekali untuk menjajakannya di jalanan.
Tak lama, dia menjadi sorotan media, cemoohan orang-orang, dan banyak orang terheran-heran melihat seorang multi-milyuner menjual roti lapis di jalanan.
Tapi tidak ada yang bisa menghentikannya. Srivat tetap pada pendiriannya.
Lalu, selama ia melakukannya, orang-orang mulai menemukan kembali Srivat Voravetvuthikun. Srivat sangat menjunjung tinggi martabat, keberanian dan kejujuran: dia tidak berusaha menipu atau mencuri uang dari orang lain.
Dia tidak berusaha kabur dari utangnya. Dia juga tidak memilih untuk hidup dalam kehidupan tercela. Malahan, dia mencoba membangun kembali dirinya, berdiri di kakinya sendiri, membayar utangnya, dan hidup dengan kepala tegak di masyarakat.
Orang-orang mulai membeli roti lapisnya.
Penjulannya mulai tumbuh, lalu melonjak. Pada puncak popularitasnya, dia mendapat nama panggilan Tuan Roti Lapis (Mr. Sandwich).
Tidak lama setelah itu, Mr. Sandwich menjadi sebuah merek salah satu produknya, dan menjadi andalan, lalu ia mulai membangun jejaring bisnisnya ke seluruh negeri.
Sirivat Voravetvuthikun sekali lagi menjadi seorang milyuner. Kali ini, lebih terkenal dan lebih dihormati.