
Agak janggal ketika melihat ada orang divonis tidak pernah sukses hanya karena punya karakteristik tertentu dalam dirinya.
Hidup tidak selalu terduga, it's full of twists and turns, dan tidak selalu adil. Tak pernah ada satu ukuran baju cocok untuk semua orang, tidak pernah ada satu rumus kehidupan yang cocok untuk semua bentuk kesuksesan.
Mereka bilang yang suka menunda-nunda pekerjaan tidak akan sukses.
Sejarah menulis, Leonardo da Vinci menghabiskan lima belas tahun sekadar untuk melukis Mona Lisa seukuran kalender. Bukan lantaran Mona Lisa terlampau sulit dilukis, tetapi karena Leonardo da Vinci tidak pernah fokus, serta banyak menunda-nunda pekerjaan hingga karyanya tidak selesai-selesai.
Mereka bilang bahwa bersikap sombong membuatmu tidak akan sukses.
Terlalu banyak contoh yang justru mengatakan sebaliknya. Sebut saja Steve Jobs, Lawrence Ellison, Simon Cowell, dan Zlatan Ibrahimovic, yang masuk satu kumpulan orang-orang arogan dengan kesuksesan yang jauh di atas rata-rata. Apa boleh dikata, kesombongan juga bukan rumus kegagalan.
Semakin kita mencari, semakin tidak jelas apa rumus sukses.
Ada orang malas yang sukses, ada orang bodoh yang sukses, ada orang lemah yang sukses, ada orang pemalu yang sukses. Barangkali orang sial tidak akan sukses? Ya, mungkin. Tetapi keberuntungan kan tidak selalu konstan. Ia senantiasa berubah.
Semakin kita percaya satu sifat yang tidak akan membuat orang sukses, malah semakin sering pula kita melihat anomali-anomali di sekitar kita. Memang, jalan hidup bukan ilmu pasti.
Intinya, rumus untuk satu orang belum tentu berlaku untuk orang lain.
Seseorang bisa saja malas dan sukses, tetapi orang lain belum tentu. Ada orang bersikap negatif dan sukses, tetapi orang lain belum tentu.
Terlalu sering mimpi-mimpi kita dibunuh oleh penghakiman prematur.
"Kamu terlalu malas, kamu tidak akan sukses."
"Kamu terlalu miskin, kamu tidak akan sukses."
"Kamu terlalu penakut, kamu tidak akan sukses."
"Rambutmu ketinggian 3 centimeter, kamu tidak akan sukses."
Terlalu simplistik mendapuk kesuksesan didefinisikan oleh satu dua sifat.
Pertama, sukses bisa hadir dalam berbagai varian. Dalam tingkatan dan dalam pencapaian masing-masing. Orang selalu berubah, zaman selalu berubah. Sikap yang membawa kegagalan pada zaman sekarang bisa saja membawa kesuksesan di masa depan. Who knows?
Kedua, lebih baik optimalkan kelebihan daripada memikirkan kekurangan. Orang yang malas barangkali punya kepintaran lebih, orang yang bodoh barangkali punya kemampuan sosial lebih, dan orang yang berpikiran negatif mungkin bersifat cermat (teliti) karena menemukan masalah-masalah yang tak dilihat orang lain. Kita mampu lebih optimal apabila memfokuskan energi pada kelebihan-kelebihan itu.
Ketiga, ini yang penting, jangan pernah membiarkan siapa pun memvonis bahwa Anda tidak akan pernah sukses hanya gara-gara Anda mempunyai karakteristik tertentu di dalam diri Anda.
Berhentilah berusaha menebak apa rumus hidup. Tidak ada yang tahu. Lebih lagi, tidak usah mengadopsi rumus orang lain sebagai rumus hidupmu.