Sejarah Kartografi, dari Zaman Sebelum Masehi sampai Masa Kini (Bagian 1)


Kartografi berasal dari kata Yunani kuno, chartes atau charax, yang berarti selembar kertas papyrus, dan graphein, yang berarti menulis. 

Kartografi adalah pembelajaran dan praktik dalam membuat peta. Di dalamnya tergabung berbagai aspek yang mencakup ilmu pengetahuan (science), estetika (aesthetics), teknik, dan berdiri di atas keyakinan bahwa kenyataan yang ada di sekitar kita (reality) dapat dimodelkan dalam berbagai cara yang memungkinkan informasi ruang (spatial) dapat dikomunikasikan secara efektif.

Peta yang paling tua masih diperdebatkan karena definisi peta sendiri tidak jelas, dan karena beberapa artifak kuno yang dianggap sebagai peta bisa jadi merupakan sesuatu yang lain. 

Sebuah lukisan tembok yang mungkin menggambarkan kota kuno bangsa Anatolia yang bernama Çatalhöyük (dulu dikenal sebagai Catal Huyuk atau Çatal Hüyük) diperkirakan ada sejak 7000 SM (7th millennium BCE). 

Selain itu, ada sebuah lukisan tembok yang dibuat oleh bangsa Minoa yang bernama "Rumah Sang Laksamana" (House Of The Admiral) yang diperkirakan dibuat pada 1600 SM yang menggambarkan sebuah komunitas pinggir pantai dalam perspektif oblique. 

Lalu ada juga sebuah ukiran peta kota suci bangsa Babylonia, yaitu Nippur, yang dibuat pada periode Kassite (abad 14-12 SM). Peta dunia tertua yang masih ada hingga sekarang adalah peta dunia buatan bangsa Babylonia, yang dibuat pada abad ke 9 SM. 

Salah satunya menggambarkan Babylonia di sungai Euphrats yang dikelilingi oleh daratan Assyria, Urartu, dan beberapa kota lain yang juga dikelilingi oleh "sungai pahit" (bitter river, Oceanus) yang memiliki tujuh pulau di sekitarnya. Pihak lain menggambarkan Babylon terletak lebih jauh lagi ke arah utara dari pusat dunia.

Bangsa Yunani kuno dan Roma juga membuat peta, dan peta terakhir yang mereka buat adalah Anaximander pada abad ke 6 SM. Di abad ke 2, Ptolemy membuat risalah tentang kartografi yang berjudul Geographia. Risalah ini mengandung peta dunia Ptolemy yang kemudian membuat masyarakat barat (Ecumene) mengenal dunia. 

Sejak abad ke 8, sarjana-sarjana dari Arab menerjemahkan hasil kerja para geografer Yunani (Greek Geographers) ke dalam bahasa Arab.

Di masa Cina kuno, literatur geografis ada sejak abad ke 5 SM. Peta Cina tertua yang masih ada berasal dari negara bagian Qin pada abad ke 4 SM pada masa Warring States Period. Di dalam buku Xin Yi Xiang Fa Yao yang terbit pada 1092 oleh ilmuwan Cina Su Song, terdapat sebuah peta bintang dalam proyeksi silindris equidistant (equidistant cylindrical projection). 

Walaupun metode pemetaan tersebut sudah ada sebelum buku tersebut diterbitkan, pengaruh besar peta buatan Su Song tetap ada, karena merupakan peta bintang tertua yang dicetak (printed form).

Bentuk awal kartografi di India memiliki lokasi bintang kutub (Pole Star) dan konstelasi lain yang digunakan. Peta ini mungkin sudah digunakan sejak awal Common Era untuk keperluan navigasi.

Mappa Mundi

Mappa Mundi adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan peta dunia yang dibuat oleh orang-orang Eropa zaman pertengahan (Medieval Europeans). Setidaknya sebanyak 1.100 mappa mundi selamat dari zaman pertengahan (middle ages). Sebanyak 900 buah dari mappa mundi tersebut mengilustrasikan manuskrip, memiliki hubungan satu sama lain, dan sisanya merupakan dokumen yang berdiri sendiri.

Seorang geografer Arab, Muhammad Al-Idrisi, membuat atlas zaman pertengahan, bernama Tabula Rogeriana pada tahun 1154. Dia menggabungkan pengetahuan tentang Afrika, lautan India, dan daerah timur jauh (Asia) yang dikumpulkan oleh pedagang dan penjelajah Arab yang informasinya merupakan warisan dari geografer terdahulu, untuk membuat peta dunia paling akurat pada masanya. Peta buatannya merupakan yang paling akurat hingga 3 abad ke depan.

Pada zaman penjelajahan (Exploration Age) dari abad ke 15 hingga 17, kartografer-kartografer Eropa menyalin peta-peta yang sudah ada sebelumnya (sebagian sudah diberikan secara turun-temurun selama berabad-abad) dan menggambarkan peta mereka sendiri berdasarkan pengamatan yang dilakukan para penjelajah dan teknik survey yang baru. 

Penemuan kompas magnetik, teleksop, sextant, memberikan tingkat akurasi yang lebih tinggi. Pada tahun 1492, seorang kartografer Jerman, Martin Behaim, membuat globe bumi tertua dan masih ada hingga sekarang.

Johannes Werner memperbaiki dan mempromosikan proyeksi peta Werner (Werner map projection). Pada tahun 1507, Martin Waldseemüller memproduksi peta dunia globular dan 12 panel besar peta dunia, bernama Universalis Cosmographia, dan menggunakan nama Amerika untuk pertama kalinya. 

Seorang kartografer Portugal bernama Diego Ribero adalah penulis planisphere pertama dengan garis equator yang bergradasi (gradated). Kartografer Italia, Battista Agnese, membuat setidaknya 71 manuskrip atlas dari chart laut (sea charts).

Karena kartografi yang sudah sejak lama diketahui memiliki banyak kesulitan fisik, para pembuat peta sering mengambil bahan referensi dari hasil kerja kartografer dahulu tanpa mencantumkan namasumber. Contohnya adalah salah satu peta Amerika Utara yang paling terkenal, yaitu "peta berang-berang" (Beaver Map) yang dipublikasi oleh Hermann Moll pada tahun 1715. 

Baca lanjutannya: Sejarah Kartografi, dari Zaman Sebelum Masehi sampai Masa Kini (Bagian 2)