
Empati merupakan salah satu bentuk emosi yang dibutuhkan dalam hidup bersosial. Dengan empati, kita bisa lebih peka terhadap keadaan sekitar, saling memahami, serta tak gampang menyudutkan orang lain. Sehingga akan terjaga hubungan baik serta keharmonisan satu sama lain.
Meskipun baik, berempati juga harus sewajarnya. Jika terlalu berlebihan malah menimbulkan efek buruk. Mungkin kamu bisa kehilangan diri sendiri akibat terlalu mementingkan orang lain. Akhirnya, berpengaruh pada kesehatan fisik maupun psikis.
Lalu apa saja plus minusnya, jika kamu memiliki empati yang tinggi?
1. Selalu berpikir positif tentang orang lain, namun kadang berlebihan
Orang dengan empati tinggi akan cenderung mudah berpikir positif tentang orang lain. Mereka tak mudah berprasangka atau bahkan curiga. Karena pada diri mereka tertanam rasa saling menerima dan percaya.
Namun, berempati juga bisa bernilai buruk apabila kamu terlalu berlebihan mempercayai sesuatu. Misalnya, kamu terlalu percaya pada iming-iming atau penawaran seseorang yang terdengar menggiurkan. Padahal bisa jadi mereka malah memperdaya atau memanfaatkanmu.
Maka dari itu, penting sekali untuk memilah-milah hubungan yang baik atau buruk untuk hidupmu. Bukan hanya menggunakan perasaan, namun juga logika saat memberikan kepercayaan.
2. Kamu bisa menjadi pendengar yang baik dan tak menyudutkan orang lain
Memiliki empati tinggi juga akan membuat kamu menjadi pendengar yang baik. Kamu tak mudah menghakimi atau menyudutkan orang lain. Sebab, kamu terbiasa melihat sesuatu dari sudut pandang mereka.
Misalnya, ketika temanmu dirundung masalah, kamu seakan ikut merasakan apa yang ia rasakan. Bukan malah mengabaikan, kamu mencari solusi atas masalah yang mereka hadapi.
Namun jangan sampai, karena menjadi pendengar yang baik, kamu lupa dengan diri sendiri. Jika memang belum siap mendengarkan cerita mereka, lebih baik istirahat dan minta mereka bercerita di lain waktu.
3. Kamu juga memiliki insting dan instuisi yang cukup tajam
Insting atau instuisi yang tajam biasanya dimiliki oleh kamu yang memiliki empati tinggi. Secara naluriah, kamu tergerak untuk berbuat sesuatu ketika orang lain membutuhkan.
Maksudnya, kamu seperti punya firasat atau tebakan sendiri tentang apa yang dirasakan orang lain. Seperti melalui mimik wajah atau sikap mereka. Hal ini mendorong kamu untuk mencari jawaban atau bantuan yang pas untuk menolong mereka.
Meskipun begitu, kamu juga harus mengendalikan insting atau instuisi tersebut. Jika tidak, bisa-bisa malah menimbulkan efek negatif. Misalnya, kamu malah bisa stres jika terlalu keras memikirkan apa yang orang lain pikirkan.
4. Memiliki kecenderungan lebih mendahulukan orang lain
Biasanya, kamu yang memiliki empati tinggi juga sangat perhatian pada orang lain. Kamu tak segan melakukan apapun untuk membahagiakan atau membantu mereka. Bahkan, meskipun sebenarnya diri sendiri lebih butuh perhatian.
Jika hal ini dibiarkan, lama-kelamaan kamu akan kelelahan. Yang akhirnya bisa melunturkan jati diri. Maka dari itu, berikan perhatian atau kebahagiaan pada orang lain sewajarnya, tanpa mengabaikan perasaanmu sendiri.
5. Mudah tidak enakan dan sensitif terhadap perlakukan orang lain
Seseorang yang memiliki empati tinggi juga mudah merasakan emosi yang dirasakan orang lain. Hal ini yang membuat mereka bisa jadi pendengar yang baik. Meskipun begitu, mereka juga cenderung memiliki sensitivitas tinggi.
Contohnya, mereka akan mudah sakit hati atau tersinggung karena omongan orang lain. Jika dibiarkan, hal ini bisa membuat energi terkuras. Bukan tak mungkin, perasaan tersebut malah bisa menyebabkan rasa khawatir berlebihan.
Ingat, menjadi orang yang berempati sangat penting. Bahkan empati itu seperti karunia Tuhan yang indah. Namun, berempati juga harus sewajarnya, karena sesuatu yang berlebihan juga tidak baik.