Perkembangan Kota-kota Dunia, dari Zaman Dulu sampai Sekarang (Bagian 2)


Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Perkembangan Kota-kota Dunia, dari Zaman Dulu sampai Sekarang - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Cape Town

Terletak antara bukit, muara dan laut, kota batu ini menjulang tinggi dan membentang di lanskap perbukitan arsitek yang dramatis, kaki langit Edinburgh terdiri dari menara-menara kokoh, kubah-kubah tinggi dan monumen neoklasik.

Kendati demikian, kota ini tidak mempunyai pencakar langit, dan harus diakui memang lebih baik begitu.

Memang tampak penting bahwa hampir setiap situs internet yang membahas kaki langit difokuskan pada gedung pencakar langit seolah-olah itulah cara yang pasti untuk mengakui kota-kota berbeda-beda, meskipun jika kota-kota punya lebih banyak gedung pencakar langit maka lebih banyak kota cenderung tampak sama.

Fotografi lensa tele menangkap pemandangan menakjubkan yang terdiri dari gedung pencakar seperti di pusat kota Los Angeles.

Meski demikian, ketika kita mengunjungi kota-kota itu untuk mencari pemandangan yang menakjubkan tersebut, kota-kota itu ternyata elusif. Mata kita tak dapat melihat apa yang ditangkap oleh kamera dan juru foto profesional.

Tetapi kota-kota tertentu yang dijejali gedung tinggi tidak mengecewakan jika dilihat dari dekat.

Kaki langit yang dihiasi dengan animasi di Hong Kong, khususnya pada malam hari, benar-benar menakjubkan. Kesan tersebut didapat dari sudut pandang mana pun, baik dari tram bertingkat, kapal feri, pelataran umum ataupun dari jendela kamar hotel.

Namun di sini, yang lebih penting bukanlah gedung individual hasil rancangan arsitek terkenal, tidak sebagaimana lazimnya di kota-kota lain seperti kaki langit di pinggir danau Chicago, misalnya.

Yang lebih penting adalah bagaimana sekelompok menara menjulang tinggi dari lahan sempit, berbatu seolah-olah gedung-gedung tersebut hanyalah perpanjangan topografi kepulauan Cina.

Dalam pancaran sinar cahaya tertentu, gedung-gedung itu tampak sebagai formasi geologi dan bukan formasi arsitektur.

Pemandangan

Suku langit di kota Rio de Janeiro, Brasil, dan Cape Town, Afrika Selatan, diperindah oleh pemandangan alam yang dramatis -pantai dan gunung- sedangkan gedung pencakar langit Manhattan menjulang dari jalur sempit di pulau berbatu, dikokohkan oleh gedung raksasa Empire State Building, tetap mempunyai kekuatan untuk mendorong imajinasi.

Sebagian kaki langit terdiri dari gedung tinggi yang paling tepat disebut sebagai gedung yang dibangun tanpa selera tinggi.

Betapa pun, lihatlah pemandangan di Pudong. Tempat itu terletak di pinggir sungai timur Shanghai yang membentang di Sungai Huangpu mulai dari Neo-Classical and Art Deco Bund, jalan paling terkenal di kota.

Sebagai Zona Ekonomi Khusus sejak 1993, Pudong berkembang sangat pesat.

Gedung-gedung pencakar langit berbentuk aneh -kembang api arsitek- menjamur untuk membentuk kaki langit sensasional yang serba gemerlap pada malam hari. Pada siang hari, betapa pun tingginya, gedung-gedung itu tak begitu khusus.

Kaki langit lain yang menarik perhatian, meskipun tak setinggi atau segemerlap hiasan cahaya di Pudong atau Hong Kong, menekankan pada inspirasi arsitektur.

Arsitektur Venesia, bagi jutaan turis dan kapal-kapal pesiar besar, tetap menjadi daya tarik magis perkotaan. Di kota ini menara lonceng berdiri menggantikan pencakar langit, sementara ketika pencahayaannya tepat, kaki langit tersebut terpantul di kanal-kanal kota.

Seperti Venesia, Helsinki adalah kota lainnya yang paling baik ditembus lewat laut, kaki langit yang rendah diam-diam didominasi oleh katedral Neo-Klasik warna putih salju karya Carl Ludwig Engel. Berjejer pula bangunan-bangunan bagus dan, di pertengahan musim dingin, laut beku membentang di depannya.

Di Helsinki kita dapat menikmati salah satu kaki langit terindah di Eropa, berdiri di Laut Baltik.

Dengan modal keberuntungan, galeri baru Guggenheim yang besar, berlebihan dan tak diinginkan tak jadi dibangun di sini, sehingga pemandangan yang amat dicintai ini tak hilang dan sekaligus semangat kota yang jauh di utara ini dapat dipertahankan.

Karena kaki langit cenderung berubah seiring dengan perubahan waktu, sebagian kota -Helsinki, Venisia, Edinburgh - akan selalu memerlukan perhatian dan perawatan lebih besar dibandingkan kota-kota lain.

Akan tetapi, bahkan ketika kota-kota seperti Kota London sekalipun, berubah tanpa bisa dikenali lagi, kita selalu dapat menyimpan gambaran ideal dari bangunan besar, wajah kota, dalam relung imajinasi kolektif kita.