Mengapa Ada Orang yang Mudah Percaya Hal-hal Tak Rasional? (Bagian 1)


Pernah menjumpai seseorang yang tidak memiliki gangguan kesehatan mental, atau justru memiliki kecerdasan tinggi, tapi gampang terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran tidak rasional atau delusi dari orang lain?

Dalam istilah psikologi, itu dikenal sebagai gangguan psikotik bersama atau shared psychotic disorder, yaitu penyakit mental yang tidak biasa, yang menyebabkan seseorang dengan kesehatan mental baik percaya pada delusi orang lain yang memiliki gangguan psikotik.

Dilansir WebMD, orang dengan gangguan psikotik kesulitan untuk berhubungan dengan kenyataan dan menangani kehidupan sehari-hari. Gejala yang paling jelas adalah delusi (percaya pada hal yang tidak benar, bahkan setelah ditunjukkan bukti nyata) dan halusinasi (melihat atau mendengar hal yang tidak nyata).

Gangguan psikotik bersama muncul saat seseorang dalam sebuah hubungan memiliki gangguan delusi, sementara yang lain mengadopsinya atau ikut meyakininya. Ini bisa terjadi pada hubungan dua orang ataupun kelompok.

Misalnya, seorang istri dengan kesehatan mental baik percaya dengan delusi suaminya. Atau, dalam suatu kelompok di mana seorang pemimpin yang hidup dengan penyakit mental, mengalihkan pemikiran-pemikiran tidak rasionalnya kepada kelompok.

Berikut fakta lebih lanjut mengenai gangguan psikotik bersama atau shared psychotic disorder.

1. Gambaran umum gangguan psikotik bersama

Gangguan psikotik bersama merupakan penyakit mental langka yang ditandai dengan berbagi delusi tertentu di antara dua orang atau lebih, yang memiliki hubungan dekat atau emosional yang erat. Biasanya salah satu pihak memiliki gangguan psikotik yang dominan dan lainnya pasif.

Dalam kejadian kelompok, gangguan ini juga disebut folie plusier atau 'kegilaan banyak orang'. Selain itu, gangguan yang pertama kali diidentifikasi oleh Baillarger pada tahun 1860 ini juga memiliki berbagai istilah lain, termasuk:

Folie a deux (kegilaan bersama oleh dua orang). Istilah ini diciptakan oleh Lasegue dan Fallet pada tahun 1877.

Folie communiquee (gangguan psikotik yang dikomunikasikan). Istilah ini diciptakan oleh Marandon de Montyel pada tahun 1881.

Folie simultanee (dua orang yang hidup bersama dengan delusi yang dikirimkan satu sama lain). Istilah ini diciptakan oleh Regis pada tahun 1880, yang juga dikenal sebagai folie induite yang diciptakan oleh Lehman tahun 1885.

Insiden dan prevalensi gangguan psikotik bersama tidak diketahui dengan pasti. Namun, ini dilaporkan memengaruhi sekitar 1,7-2,6 persen pasien rawat inap di rumah sakit jiwa. Namun, besar kemungkinan kasus gangguan ini tidak banyak terdiagnosis.

2. Mengenali gejala orang dengan gangguan psikotik bersama

Gejala gangguan psikotik bersama dapat bervariasi dari orang ke orang. Namun, secara umum gangguan ini ditandai dengan ciri sebagai berikut:
  • Mengalami gangguan kesehatan mental sekunder, seperti kecemasan dan depresi karena stres dan ketakutan berkepanjangan
  • Mengalami gangguan kesehatan fisik, misalnya peningkatan kadar kortisol
  • Kesulitan terhubung dengan kenyataan
  • Bertindak paranoid, takut, dan curiga terhadap orang lain
  • Menjadi defensif atau marah jika delusi mereka ditentang

Orang utama yang memiliki gangguan psikotik (orang primer) tidak akan menyadari bahwa mereka menyebabkan orang lain sakit. Sebaliknya, mereka mungkin merasa menunjukkan kebenaran pada orang sekunder (orang yang terpengaruh), karena mereka sama-sama tidak memiliki wawasan tentang penyakit mental mereka sendiri.

Orang sekunder dapat mengembangkan delusi secara bertahap, di mana ini dapat mengurangi keraguan atau skeptisisme normal mereka.

Orang sekunder mungkin memiliki ciri-ciri kepribadian dependen atau ketergantungan, dalam bentuk ketakutan dan membutuhkan kepastian.

Baca lanjutannya: Mengapa Ada Orang yang Mudah Percaya Hal-hal Tak Rasional? (Bagian 2)