
Kamu tidak harus mengatakan apa-apa saat seseorang mengatakan sesuatu padamu. Kamu boleh hanya tersenyum di ujung bibir, tertawa, mengangguk, atau berair muka kering. Tak semuanya perlu dijawab dan dikomentari. Kalau kamu merasa tak penting atau segan, sebaiknya diam saja.
Jika kamu ingin berteman dengan orang yang tidak menyukaimu, mintalah pertolongan padanya. Mereka pasti akan segan membantu, namun melihat sikapmu yang tak pura-pura, akan membuat mereka menurunkan kewaspadaan dan bersikap lebih ramah.
Trik ini digunakan oleh Benjamin Franklin untuk mendapat simpati musuhnya, dengan sering meminjam buku dari orang tersebut, dan kemudian membahasnya lewat surat saat buku-buku itu dikembalikan. Hasilnya orang tersebut mempunyai pandangan yang lebih lembut dan positif tentang Benjamin, dan akhirnya mereka berteman. Karena itu trik ini disebut Benjamin Franklin Effect.
Agar orang lain tidak takut atau gelisah saat kamu pertama kali menghampiri mereka untuk berkenalan atau semacamnya, pegang makanan dan kunyah seperti biasa, dan selesaikan sebelum kalian saling berhadapan. Tindakan mengunyah atau memegang makanan membuatmu terkesan "aman", sebelum membuka komunikasi dengan orang asing.
Trik ini dikemukakan oleh Dr. David Givens dalam buku Love Signals: A Practical Field Guide to the Body Languange of Courtship. Di dalamnya, ia menjelaskan bagaimana zoologist bisa berada di dekat binatang buas seperti gorilla dengan cara mengunyah daun di sekitarnya, sehingga tidak terlihat mengancam bagi sang hewan.
Kalau kamu tidak tahu, bilang saja tidak tahu. Mencoba mengarang dan terlihat pintar akan malah membuatmu semakin konyol dan pandir. Apalagi kalau orang yang menjadi lawan bicaramu benar-benar memahami topik yang sedang dibicarakan.
Daripada bersikap ramah, lebih tepat kalau kamu bersikap sopan. Tindak tanduk yang sopan akan memberi kesan baik saat lawan bicaramu sedang bahagia atau sedih. Tapi ramah, mungkin akan membuat iritasi, saat seseorang sedih, dan tidak sedang ingin bercerita. Apalagi bila melihat sikapmu yang riang, mungkin malah semakin membuat mereka jengkel.
Bayangkan bila kamu sedang bingung dan cemas karena banyak masalah, lalu temanmu yang ceria datang dan merecoki dirimu dengan perhatian, seperti, "Hei kamu kenapa, ayo cerita, sini biar ringan, bla bla bla."
Sebaliknya, bila kamu melihat temanmu sedang sedih, cukup duduk di sampingnya dan diam saja, tunggu sampai dia mau bicara. Selain itu, orang yang terlalu ramah biasanya manipulatif, jadi berhati-hatilah.
Namun dalam hal tindak tanduk yang sopan, satu yang perlu ditekankan, jangan menaruh perhatian pada handphone saat berbicara dengan orang lain, dan jangan bersandar saat duduk berbicara dengan orang yang lebih tua, itu sangat menjengkelkan, kecuali kalau kalian benar-benar dekat.
Saat memberi nasehat atau masukan mengenai masalah orang lain, bayangkan bila kamu berada dalam posisi mereka. Bila kamu tidak yakin, bilang saja tidak yakin. Jangan mencoba sok bijak.
Tidak semua responsmu atas perkataan orang lain harus terdengar lucu. Serius dan mendalam lebih baik daripada terlihat konyol karena melucu.
Kalau bisa, ingat nama orang-orang yang pernah kamu temui sebelumnya. Itu akan membuatmu terkesan tulus dan sungguh-sungguh. Tapi, kalau tetap tidak bisa, bilang saja kamu tidak ingat karena memang sudah lapuk, tua, atau pelupa. Itu akan membuat mereka tertawa dan memaafkanmu.
Jangan berjanji yang tak bisa kamu tepati. Kepercayaan sangat penting dalam bersosialisasi. Mengelak dari janji hanya membuatmu kehilangan ikatan-ikatan yang berharga. Dan walau orang lain sudah lupa apa yang kamu lakukan terhadap mereka, kesan yang ditimbulkan tak akan hilang.
Selalu ingat dalam hati, bahwa kamu bisa mendapat banyak pelajaran dari orang-orang yang kamu temui setiap hari. Mulai dari yang sukses sampai yang payah. Malahan, yang payah itu yang lebih mampu memberikan nasihat-nasihat hidup berharga nan bermanfaat.
Jadi ingat, dengan persepsi seperti ini, kita akan lebih terbuka dan perhatian saat berbicara dengan orang asing sekalipun.