
Butterfly effect adalah teori yang dimunculkan oleh meteorologis bernama Edward Lorenz, yang berbunyi: "Satu peristiwa sekecil kepakan sayap kupu-kupu di suatu tempat bisa menimbulkan perubahan besar pada cuaca di tempat lain. Seekor kupu-kupu mengepakkan sayapnya di Jawa bisa jadi menimbulkan badai di Rusia".
Istilah butterfly effect kini juga dipakai untuk menjelaskan berbagai peristiwa dalam kehidupan sosial dan psikologi manusia. Banyak peristiwa besar dalam sejarah yang dipercaya terjadi karena peristiwa kecil yang tak penting, yang setara dengan kepakan sayap kupu-kupu.
Berikut beberapa contoh 'butterfly effect' yang mengubah dunia:
1. Membeli sandwich memicu Perang Dunia I
Gavrilo Princip, anggota Young Bosnia (sekutu Serbia) yang ditugasi membunuh Putra Mahkota Austria-Hungary, Franz Ferdinand, menggunakan granat, tetapi gagal. Granat tidak mengenai mobil sang pangeran, melainkan menghantam kendaraan lain.
Pangeran dan istrinya bertekad ke rumah sakit untuk menjenguk korban, tetapi sopir mereka melewati jalan yang tidak diinginkan pangeran, karena itu si sopir diminta memutar-balik kendaraan.
Saat berhenti ingin memutar-balik itulah, tepat di depan sebuah "kedai sandwich", Gavrilo Princip yang (kebetulan) sedang di kedai karena ingin membeli sandwich, melihat targetnya, dan tanpa buang waktu menembak mati mereka berdua.
Pembunuhan Franz Ferdinand dan istrinya di Sarajevo pada 28 Juni 1914 itu memicu krisis yang mendorong Austria-Hongaria mendeklarasikan perang dengan Serbia. Ketika dua belah pihak melibatkan sekutu masing-masing dalam perang tersebut, maka jadilah perang besar—Perang Dunia I.
Andai saja Princip tidak membeli sandwich…
2. Penolakan surat menyebabkan Perang Vietnam
Suatu ketika, pada tahun 1919, Presiden Amerika ke-28, Woodrow Wilson, menerima sepucuk surat dari seorang pemuda aktivis pergerakan Vietnam, bernama Ho Chi Minh, yang isinya meminta bertemu untuk membahas kemerdekaan Vietnam dari Prancis.
Sayangnya, surat tersebut diabaikan oleh Wilson. Penolakan tersebut membuat Ho Chi Minh berpaling ke Marxisme, dan jadilah dia komunis.
Belakangan, Vietnam memang merdeka dari Prancis, tetapi negeri pantai itu terpecah menjadi dua bagian, Utara dan Selatan. Komunis menguasai Vietnam Utara, non-komunis menguasai Vietnam Selatan.
Ketika pada tahun 1960–an grilyawan komunis Vietnam Utara menyerang Vietnam Selatan, ketika itulah Amerika melibatkan diri, dan jadilah Perang Vietnam, Amerika versus Vietnam, yang berlangsung belasan tahun.
Andai saja Wilson mau menanggapi surat Ho Chi Minh…
3. Penolakan akademi seni memicu Perang Dunia II
Pada sekitar tahun 1905-an, seorang pemuda bercita-cita menjadi seniman, karena itu dia mendaftar ke Academy of Fine Arts di Wina, Austria. Sayangnya dia ditolak, bahkan hingga dua kali. Penolakan itu membuat dia 'menggelandang' di kawasan kumuh kota, yang membuat paham/pandangan anti Yahudi-nya menguat.
Belakangan, alih-alih meneruskan cita-citanya sebagai seniman, pemuda itu malah mendaftar jadi tentara Jerman. Pemuda itu bernama Adolf Hitler. Dan, sebagaimana telah dicatat sejarah, dialah aktor Perang Dunia II dan pembantai orang Yahudi paling kejam.
Andai saja Hitler diterima di Akademi Seni di Wina saat itu…