Fakta-fakta Seputar Hikikomori yang Melanda Masyarakat Jepang

Fakta-fakta Seputar Hikikomori yang Melanda Masyarakat Jepang

Hikikomori adalah mengisolasi diri dari kehidupan sosial masyarakat, dan mengurung diri dalam kamar selama berbulan-bulan.

Permasalahan yang terjadi bagi pelaku Hikikomori dapat diketahui dari berbagai spekulasi. Faktor-faktor kebiasaan yang membuat mereka lebih betah menyendiri dianggap fakta gelap di Jepang.

Lalu apa yang menyebabkan banyaknya fenomena Hikikomori?

Menurut penelitian yang dilakukan NHK untuk acara Fukushi Network, penduduk yang menjalani hikikomori di Jepang pada tahun 2005 mencapai lebih dari 1,6 juta orang.

Bila penduduk semi-hikikomori (orang jarang keluar rumah) ikut dihitung, maka semuanya berjumlah lebih dari 3 juta orang.

Total perhitungan NHK hampir sama dengan perkiraan Zenkoku Hikikomori KHJ Oya no Kai, sebanyak 1.636.000 orang.

Menurut survei Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan, 1,2% penduduk Jepang pernah mengalami hikikomori; 2,4% di antara penduduk berusia 20 tahunan pernah sekali mengalami hikikomori (1 di antara 40).

Dibandingkan perempuan, laki-laki hikikomori jumlahnya empat kali lipat.

Satu di antara 20 anggota keluarga yang orang tuanya berpendidikan perguruan tinggi pernah mengalami hikikomori.

Tidak ada hubungan antara keluarga berkecukupan atau tidak berkecukupan secara ekonomi:
jumlah laki-laki hikikomori lebih banyak daripada perempuan.
kebanyakan berasal dari golongan berusia 20-29 tahun (ada pula kasus dari orang berusia 40 tahunan).
kebanyakan berasal dari orang tua berpendidikan tinggi.

Dari banyaknya jumlah penduduk di Jepang yang menjalani Hikikomori, kita bisa tahu bahwa di sana tingkat depresi, bunuh diri, dan antisosial, lebih tinggi daripada negara kita. 

Namun suatu kendala bisa diatasi bersama, masih ada dari mereka yang bahu-membahu saling membantu orang-orang untuk diajak rehabilitasi. Berkumpul bersama, menceritakan masalah hidup, memberi pelatihan khusus, tukar pikiran, dan masih banyak lagi.

Mereka adalah komunitas Hikipos.

Sekelompok anak muda dan orang dewasa yang antusias menyembuhkan sekaligus membantu pelaku Hikikomori untuk bisa melanjutkan hidup dengan baik di dunia masyarakat, dan menjalani kegiatan/rutinitas normal seperti sediakala.

Setelah diajak ngobrol, apa yang mereka kerjakan di kamar? Tentu saja menonton anime, main game, baca komik, dan lainnya. Kebanyakan dari mereka adalah anak muda yang masih bisa bekerja dan sehat, tetapi mereka lebih menyukai tinggal di kamar daripada keluar rumah, karena bagi mereka di luar sama saja seperti di penjara.

Yang dimaksud ‘penjara’ adalah kehidupan dalam keterikatan kerja, seperti orang-orang berlalu-lalang pulang pergi, mabuk sempoyongan, bekerja sampai karoshi. Orang-orang kantoran (salaryman) bekerja seperti robot yang dipogram perusahaan sedemikian rupa. Bagi pelaku Hikikomori, itu tak ada bedanya kehidupan di penjara.