Bagaimana Membuktikan Butterfly Effect Benar-benar Ada?


Butterfly Effect atau Efek Kupu-kupu adalah istilah dalam teori kekacauan yang berhubungan dengan "ketergantungan yang peka terhadap kondisi awal", di mana perubahan kecil pada satu tempat dalam suatu sistem tak linear dapat mengakibatkan perbedaan besar dalam keadaan kemudian. 

Istilah yang pertama kali dipakai oleh Edward Norton Lorenz ini merujuk pada kepakan sayap kupu-kupu di hutan belantara Brasil.

Efek Kupu-kupu lebih sering dipakai untuk cuaca; mudah diperlihatkan dalam model ramalan cuaca standar. Tapi banyak orang menggunakan istilah Butterfly Effect untuk menjelaskan aksi kecil dapat memulai rangkaian peristiwa yang menyebabkan efek lebih besar dan tidak terduga.

Butterfly Effect bisa terlihat dari peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Misal tentang cara memperlakukan orang lain.

Ketika kamu mengatakan sesuatu yang baik kepada seorang teman, bisa jadi akan menimbulkan efek besar di kemudian hari. Begitu pula sebaliknya, bisa jadi kalimat negatif yang kamu katakan pada teman, akan menimbulkan dampak besar di masa depan.

Bagaimana tindakan kecil dapat menghasilkan dampak yang lebih besar?

Kamu mungkin tidak dapat memprediksi efek tindakan kecil. Hal kecil yang telah kamu lakukan mungkin terlihat sepele atau tidak penting. Tetapi Efek Kupu-kupu menunjukkan, perubahan atau tindakan kecil hari ini dapat menimbulkan konsekuensi tidak terduga di masa depan.

Contoh, tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi penggunaan plastik, menjaga pola hidup sehat, rajin belajar, berbuat kebaikan, dan hal-hal kecil lain.

Meski belum tentu dapat dilihat dampaknya saat ini, bisa jadi hal-hal kecil tersebut menimbulkan dampak besar di kemudian hari. Misal, rajin belajar akan membuat kamu pintar, siap menghadapi ujian, menjuarai perlombaan akademik, mengukir prestasi diri, membanggakan keluarga hingga bangsa.