11 Tahapan Perjalanan Manusia Menuju Alam Akhirat (Bagian 2)


Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (11 Tahapan Perjalanan Manusia Menuju Alam Akhirat - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

6. Hisab

Pada tahap (fase) ini, Allah SWT menunjukkan amal-amal yang mereka perbuat dan ucapan yang mereka lontarkan, serta segala yang terjadi dalam kehidupan dunia, baik berupa keimanan, keistiqomahan, atau kekafiran.

Setiap manusia berlutut. “Dan kamu lihat tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Jatsiah:28).

Umat yang pertama kali dihisab adalah umat Muhammad SAW, umat yang terakhir tapi yang pertama dihisab. Yang pertama kali dihisab dari hak-hak Allah pada seorang hamba adalah shalatnya, sedang yang pertama kali diadili di antara manusia adalah urusan darah.

Allah SWT mengatakan kepada orang kafir: “Dan kamu tidak melakukan suatu pekerjaan melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya”. (QS. Yunus:61). Seluruh anggota badan juga akan menjadi saksi.

Allah bertanya kepada hamba-Nya tentang apa yang telah dikerjakan di dunia: “Maka demi Rabb-mu, Kami pasti akan menanyai mereka semua tentang apa yang mereka kerjakan dahulu”. (Al Hijr: 92-93).

Seorang hamba akan ditanya tentang hal: umurnya, masa mudanya, hartanya dan amalnya, dan akan ditanya tentang hal-hal yang ia nikmati.

7. Pembagian Catatan Amal

Pada detik-detik terakhir hari perhitungan, setiap hamba akan diberi kitab (amal) yang mencakup lembaran-lembaran lengkap tentang amalan yang telah dikerjakan di dunia. Kitab di sini merupakan lembaran-lembaran yang berisi catatan amal yang ditulis oleh malaikat yang ditugaskan oleh Allah SWT.

Manusia yang baik amalnya selama di dunia, akan menerima catatan amal dari sebelah kanan. Sedangkan manusia yang jelek amalnya akan menerima catatan amal dari belakang dan sebelah kiri, seperti firman Allah berikut ini:

“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanan, maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan ia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka ia akan berteriak: ‘celakalah aku’, dan ia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS. Al Insyiqaq: 8-12) .

“Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kiri, maka dia berkata: ‘alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini), dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku dariku.” (Allah berfirman): ‘Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya, kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala’.” (QS. Al Haqqah: 25 31).

8. Mizan

Mizan adalah apa yang Allah letakkan pada hari kiamat untuk menimbang amalan hamba-hamba-Nya. Allah berfirman: “Dan kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah seorang dirugikan walau sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)-nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan”. (QS. Al Anbiya:47)

Setelah tahapan Mizan, bagi yang kafir dan mereka yang melakukan perbuatan syirik, akan masuk neraka. Sedangkan umat muslim akan melalui tahap selanjutnya, yaitu telaga.

9. Telaga

Umat Muhammad SAW akan mendatangi air pada telaga tersebut. Barang siapa minum dari telaga tersebut maka ia tidak akan haus selamanya. Setiap Nabi mempunyai telaga masing-masing. Telaga Rasulullah SAW lebih besar, lebih agung dan lebih luas dari yang lain, sebagaimana sabdanya:

“Sesungguhnya setiap Nabi mempunyai telaga, dan sesungguhnya mereka berlomba untuk mendapatkan lebih banyak pengikut di antara mereka, dan sesungguhnya Nabi Muhammad mengharapkan agar menjadikan pengikutnya lebih banyak.” (HR. Bukhari Muslim).

Setelah Telaga, umat muslim akan ke tahap selanjutnya, yaitu tahap ujian keimanan. Perlu dicatat bahwa orang kafir dan orang yang berbuat syirik sudah masuk neraka (setelah tahap Mizan, seperti dijelaskan di atas).

10. Ujian Keimanan

Selama di dunia, orang munafik terlihat seperti orang beriman, karena mereka menampakkan keislamannya. Pada fase inilah kepalsuan iman mereka akan diketahui, di antaranya cahaya mereka redup. Mereka tidak mampu bersujud sebagaimana sujudnya orang mukmin. 

Saat digiring, orang-orang munafik merengek-rengek agar orang-orang mukmin menunggu dan menuntun jalannya. Karena saat itu benar-benar gelap dan tidak ada petunjuk kecuali cahaya yang ada pada tubuh mereka.

Allah SWT berfirman, ”Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang beriman: ‘Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu.’ Dikatakan (kepada mereka): ‘Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)’. Lalu diadakan diantara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya ada siksa.” (QS.Al hadid: 13).

Setelah itu umat muslim yang lolos sampai tahap Ujian Keimanan, akan melalui shirat.

11. Shirat

Shirath adalah jembatan yang dibentangkan di atas neraka, untuk diseberangi orang-orang mukmin menuju Jannah (Surga).

Beberapa Hadits tentang Shirath:

“Sesungguhnya rasulullah SAW pernah ditanya tentang Shirath, maka beliau berkata:
Tempat menggelincirkan, di atasnya ada besi penyambar dan pengait dan tumbuhan berduri yang besar, ia mempunyai duri yang membahayakan seperti yang ada di Najd yang disebut pohon sud’an” .(HR. Muslim)

“Telah sampai kepadaku bahwasanya shirath itu lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang”. (HR. Muslim)