
Umat muslim meyakini bahwa ada kehidupan lain di alam akhirat, setelah kehidupan di alam dunia selesai. Setelah manusia meninggal dunia dan dimakamkan, perjalanannya ke alam akhirat dimulai. Dan inilah sebelas tahapan yang akan dijalani manusia dalam menuju alam akhirat.
1. Alam Barzah
Para ulama bersepakat tentang kebenaran azab dan nikmat yang ada di alam kubur (barzah). Nikmat tersebut merupakan nikmat yang hakiki, begitu pula azabnya, bukan sekadar bayangan atau perasaan sebagaimana diklaim oleh kebanyakan ahli bid’ah.
Pertanyaan kubur berlaku terhadap ruh dan jasad manusia, baik orang mukmin maupun kafir. Dalam sebuah hadits sahih disebutkan, Rasulullah SAW selalu berlindung kepada Allah SWT dari siksa kubur.
Rasulullah SAW menyebutkan, sebagian dari pelaku maksiat yang akan mendapatkan azab kubur, diantaranya mereka yang suka mengadu domba, suka berbuat ghulul, berbuat kebohongan, membaca Al Qur’an tetapi tidak melaksanakan apa yang diperintahkan dan yang dilarang Al’Qur’an, melakukan zina, memakan riba, belum membayar utang setelah mati (orang yang berutang akan tertahan tidak masuk surga karena utangnya), dan tidak bersuci setelah buang air kecil, sehingga masih bernajis.
Adapun yang dapat menyelamatkan seseorang dari siksa kubur adalah shalat wajib, shaum, zakat, dan perbuatan baik berupa kejujuran, menyambung silaturahim, segala perbuatan yang ma’ruf dan berbuat baik kepada manusia, juga berlindung kepada Allah SWT dari azab kubur.
2. Peniupan Sangkakala
Sangkakala adalah terompet yang ditiup oleh Malaikat Israfil, yang menunggu kapan diperintahkan Allah SWT. Tiupan yang pertama akan mengejutkan manusia dan membinasakan mereka dengan kehendak Allah SWT, seperti dijelaskan Al Qur’an:
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah semua yang di langit dan di bumi, kecuali apa yang dikehendaki oleh Allah SWT.” (QS. Az Zumar: 68).
Tiupan itu akan mengguncang seluruh alam dengan guncangan yang keras dan hebat, sehingga merusak seluruh susunan alam. Ia akan membuat gunung jadi rata, bintang bertabrakan, matahari tergulung, lalu hilanglah cahaya seluruh benda di alam semesta. Setelah itu keadaan alam semesta kembali seperti awal penciptaan.
Allah SWT menggambarkan kedahsyatan saat kehancuran tersebut sebagaimana firman-Nya: ”Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya, dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi adzab Allah sangat keras.” (QS. Al Hajj: 1-2).
Tiupan sangkakala yang kedua adalah tiupan untuk membangkitkan seluruh manusia: “Dan tiupan sangkakala (kedua), maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Rabb mereka. (QS. Yaa Siin: 51).
Rasulullah SAW bersabda, “Kemudian ditiuplah sangkakala, dimana tidak seorang pun tersisa kecuali semuanya akan dibinasakan. Lalu Allah SWT menurunkan hujan seperti embun atau bayang-bayang, lalu tumbuhlah jasad manusia. Kemudian sangkakala yang kedua ditiup kembali, dan manusia pun bermunculan (bangkit) dan berdiri”. (HR. Muslim).
3. Hari Berbangkit
“Pada Hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu”. (QS. Al Mujadilah: 6).
4. Padang Mahsyar
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya di Padang Mahsyar berkumpul menghadap ke hadirat Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”. (QS. Ibrahim: 48).
Hasr adalah pengumpulan seluruh makhluk pada hari kiamat untuk dihisab dan diambil keputusannaya. Lama di Padang Mahsyar adalah satu hari yang berbanding 50.000 tahun di dunia.
Allah berfirman: “Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Rabb dalam sehari yang kadarnya 50.000 tahun.” (QS. Al Maarij: 4).
Karena lamanya hari itu, manusia merasa hidup mereka di dunia ini hanya seperti satu jam saja.
“Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) kecuali hanya sesaat saja di siang hari. (QS.Yunus: 45).
“Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa, bahwa mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat saja.” (QS. Ar-Ruum: 55).
Adapun orang yang beriman merasakan lama pada hari itu seperti waktu antara dhuhur dan ashar saja.
Keadaan orang kafir saat itu sebagaimana firman-Nya, ”Orang kafir ingin seandainya ia dapat menebus dirinya dari azab hari itu dengan anak-anaknya, dengan istri serta saudaranya, dan kaum familinya yang melindunginya ketika di dunia, dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya”. (QS. Al-Ma’arij: 11-14).
5. Syafaat
Syafaat ini khusus hanya untuk umat muslim, dengan syarat tidak berbuat syirik besar yang menyebabkan kekafiran. Adapun bagi orang musyrik, kafir dan munafik, maka tidak ada syafaat bagi mereka.
Syafaat diberikan Rasulullah SAW kepada umat Muslim (dengan izin dari Allah SWT).
Baca lanjutannya: 11 Tahapan Perjalanan Manusia Menuju Alam Akhirat (Bagian 2)