
Tristan da Cunha adalah negara paling terpencil di dunia, yang juga bagian dari Wilayah Seberang Laut Britania Raya, meskipun mereka lebih ke negara otonom secara de-facto.
Populasinya sekitar 250-an jiwa. Industrinya, satu pabrik pengolahan kepiting, berupa gudang industri besar berwarna putih di dekat pelabuhan. Ada pertanian, berupa perkebunan kentang.
Pariwisata? Ada rumah jerami yang berfungsi sebagai museum, meskipun hampir tidak ada yang bisa dipamerkan di dalamnya.
Ada sekolah untuk anak-anak, rumah sakit kecil, dua gereja, toko, kolam renang, dan kantor pos. Internet hanya tersedia empat jam sehari dan sangat mahal, sedangkan radio FM hanya mengudara dua jam sehari.
Seluruh negara berupa gunung berapi, dan kita bisa melihat tanah subur yang mereka miliki.
Ada pelabuhan yang sangat buruk, yang hanya dapat menampung perahu kecil dan tidak ada bandara. Pulau terdekat adalah St. Helena, 2.000 km jauhnya. Dibutuhkan sekitar tiga hari untuk mencapai Tristan da Cunha dari Cape Town di Afrika Selatan. Selain itu, pengunjung tidak diperbolehkan bermalam di sini.
Pada 1961, terjadi letusan gunung berapi di Tristan. Setiap warga Tristan terakhir diungsikan ke Calshot, Inggris. Tetapi, begitu gunung berapi mulai stabil, mereka semua kembali ke kehidupan pertanian kentang yang tenang, dan hanya itu saja.
Tristan tidak punya apa-apa. Tristan tidak menginginkan apa pun. Tristan tidak menawarkan apa pun. Tristan bahkan tidak ingin berbicara dengan Anda.
Mereka hanya ingin tinggal sendirian.