
Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Melihat Gaya Hidup Gembong Narkoba di Meksiko: Kaya dan Berbahaya). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Carmen pindah ke Culiacan dan tinggal bersama salah satu dari banyak keluarga yang terkait dengan kejahatan terorganisir. Namun di rumah ini dia diserang secara seksual. Carmen mengambil kesempatan dan menceritakan peristiwa itu pada seorang laki-laki yang ditemuinya.
"Dia melihat saya sangat takut dan dia berkata, 'Simpan nomor ponsel saya.' Saya menemukan keberanian untuk meninggalkan rumah itu dan tetap berhubungan dengannya."
"Dia mengatakan kepada saya, 'Kamu perempuan, kamu sendirian dan tidak ada yang melindungimu di Culiacan, kota yang berbahaya.' Dia berkata, 'Aku akan menjadi ayah baptismu.' Jadi saya menemuinya ketika dia ingin menemui saya, dan semua orangnya tahu siapa saya.
"Saya bisa berjalan-jalan di mana saja di Culiacan. Saya merasa sangat terlindungi bahwa tidak akan terjadi apa-apa dengan saya," ujarnya.
Carmen tidak tahu berapa banyak perempuan lain yang memiliki hubungan serupa dengan laki-laki tersebut.
Carmen berani dan tegas. Dia adalah perempuan muda yang bermimpi masuk universitas dan memiiki bisnisnya sendiri. Carmen telah menghitung bahwa untuk mencapai cita-cita itu di Sinaloa, dia harus menyerah pada keinginan seorang laki-laki yang dia anggap sangat berbahaya.
"Saya selalu takut padanya. Ketika saya bertemu dengannya, ada pembicaraan tentang mafia, tentang bisnis. Itu membuat saya takut," katanya.
"Saya mencoba melupakan yang saya dengar dan lihat, karena itu bisa membuat saya mendapat masalah. Mungkin pelindung saya tidak jahat, tapi dia melakukan hal-hal buruk. Dia mungkin tidak ingin menyakiti saya, tapi dia bisa melakukannya. Bagaimanapun dia bisa membuat saya tidak sadar apakah dia jahat atau tidak."
Carmen berada di bawah tekanan dari ayah baptisnya untuk menjalani operasi plastik untuk mengubah sosok mungilnya. Sejauh ini dia berhasil menghindar dibawa ke ruang konsultasi dokter.
"Saya pikir mereka yang menjalani operasi merasa tidak aman, dan, dibandingkan saya, mungkin mereka lebih tertarik untuk menjadi la buchona," ujar Carmen.
Obsesi para bandar narkotik dengan operasi plastik telah diketahui masyarakat Sinaloa. Papan iklan menampilkan dokter bedah, barang dagangan mereka muncul di seluruh Culiacan, meyakinkan calon klien bahwa mereka dapat membayar dengan cara mencicil jika tidak memiliki uang tunai.
Bukan hal yang aneh bagi seorang gadis remaja untuk mendapatkan bentuk payudara baru atau hidung yang dirombak sebagai hadiah ulang tahun atau Natal. Banyak laki-laki di kota ini juga menjalani operasi bedah.
Janette Quintero, perempuan yang memiliki salon kecantikan besar, telah menjalani lebih dari 20 bedah plastik.
"Saya menyukainya. Bagi seorang perempuan, menjalani operasi adalah hal terindah di dunia, untuk mengubah hal-hal yang tidak Anda sukai dari tubuh Anda," katanya.
"Di usia 20-an tahun, saya adalah perempuan dengan bokong paling menonjol di seluruh Sinaloa! Saya ingin seperti yang lain," ujar Janette.
Dia berkata, saat ini mode sedang berubah. Beberapa perempuan ingin mengurangi ukuran payudara dan pantat mereka.
Namun Gabriela (juga bukan nama sebenarnya), seorang ibu tunggal berusia 38 tahun yang memiliki bisnisnya, tidak termasuk perempuan yang mengikuti tren terbaru itu. Dia sangat menyenangi lekuk tubuh yang dia dapatkan setelah membiayai sendiri operasinya, usai putus dari sebuah hubungan percintaan.
Operasi itu, kata Gabriela, telah meningkatkan harga dirinya, bahkan jika itu belum berhasil membantunya mendapatkan pasangan baru.
Jika banyak perempuan di Sinaloa melalui fase ingin menjadi pacar bandar narkotik, Gabriela sekarang menginginkan pria yang berbeda. "Seseorang yang cerdas, pekerja keras, dan setia," ujarnya.
Tetapi laki-laki dengan kriteria itu mungkin sangat langka di Sinaloa.
"Sangat normal bagi seorang laki-laki untuk memiliki tiga atau empat perempuan serta pacar lainnya. Itu bagian dari budaya," kata Gabriela.
"Dan apa yang saya lihat dari waktu ke waktu adalah bahwa laki-laki menjadi lebih tidak tahu malu. Perempuan bertahan dalam kondisi itu karena mereka didukung secara finansial. Ada mata yang tidak melihat dan hati yang tidak merasakan," ujarnya.
Budaya narco telah membentuk gagasan bahwa perempuan adalah properti yang "dimiliki" laki-laki, kata Maria Teresa Guerra, seorang pengacara yang telah menghabiskan puluhan tahun mengadvokasi perempuan di Sinaloa.
Menurutnya, budaya ini meningkatkan risiko kekerasan terhadap perempuan, baik oleh kekasih mereka atau musuh pacar mereka.
"Perempuan dibunuh karena mereka adalah pasangan dari seorang bandar atau ketika seorang laki-laki merasa dikhianati. Narkotik mengirimkan pesan bahwa perempuan adalah milik mereka," kata Guerra.
Jumlah perempuan yang dibunuh menggunakan senjata api di Sinaloa dua kali lebih banyak daripada di negara bagian Meksiko lainnya.
"Yang kami temukan di Culiacan adalah tingginya insiden kekerasan dan kekejaman terhadap perempuan. Tubuh mereka ditemukan bekas siksaan dan luka bakar," kata Guerra.
"Saya ingat kasus seorang perempuan muda. Pacarnya adalah bandar narkotik. Dia membayar untuk operasi kosmetiknya. Ketika dia terbunuh, para pembunuh mengarahkan peluru mereka ke payudara dan pinggulnya, bagian-bagian tubuhnya yang telah diinvestasikan dengan uang hasil perdagangan narkotik," ucap Guerra.
Seberapa sulit bagi seorang perempuan untuk berkata 'tidak' pada seorang bandar?
"Saya mengenal perempuan yang ingin melepaskan diri dari pengedar narkoba, tapi ini rumit," kata Guerra. "Pihak berwenang masih tidak ingin menghadapi masalah budaya narkotik ini. Tidak ada perang serius melawan kejahatan terorganisir, masih ada keterlibatan otoritas. Perdangangan inilah yang dilindungi, bukan perempuan," ujarnya.
Carmen, yang berkomitmen pada hubungan berbahaya dengan kartel kelas berat, mungkin tidak begitu memahami hal ini. Atau setidaknya, dia menolak untuk terlibat dengannya.
Dia tidak tahu berapa lama lagi dia akan bisa menolak permintaannya untuk mengunjungi ahli bedah untuk memperbesar payudaranya atau membuat pantatnya lebih besar.
"Untuk saat ini, dia memperlakukan saya seperti seorang dewi," katanya.
Mungkin jawaban itu tepat. Tapi dia semestinya tidak berurusan dengan orang-orang bersenjata di Sinaloa.