
Bayangkan anda adalah tentara negara Chad. Pada tahun 1986, negara anda diserang oleh tentara Libya pimpinan Muamar Ghaddafi. Mereka membawa pasukan kira-kira lebih dari 500 kendaraan berlapis baja, termasuk tank, 60 jet tempur, dan sekitar 90.000 tentara Libya.
Negara anda baru hanya mempunyai sekitar 30.000 tentara, termasuk anda sendiri, dan juga sekutu anda, Prancis, dengan membawa bala bantuan sekitar 1.500 tentara dan 12 jet tempur dari sekutu anda. Namun itu masih belum cukup. Kendaraan militer negara anda juga masih belum bisa menyaingi kendaraan tempur tentara Libya.
Lalu bagaimana anda dapat mengalahkan tentara Libya yang jumlahnya begitu banyak dibandingkan tentara Chad? Simpel, gunakan mobil Toyota. Pasangkan senjata anti udara, senapan mesin, atau anti tank di belakangnya.
Bagaimana hasil perangnya? Negara anda menang, dan tentara Libya dapat dikalahkan dengan modal mobil toyota dan sekutu anda.
Dan tentu saja, cerita perang ini bukan main-main. Tentara Chad pernah mengalahkan tentara Libya dengan menggunakan mobil Toyota. Perang ini dinamakan Toyota War atau The Great Toyota War.
Bagaimana strategi tentara Chad sampai bisa mengalahkan tentara Libya yang memiliki perlengkapan militer lengkap?
Jawabannya adalah serangan mendadak secara diam-diam. Pemimpin militer Chad yang berpengalaman, bantuan dari sekutunya, yakni Perancis, dan yang terakhir kekurangan informasi dan ketidakpahaman tentara Libya mengenai medan area Chad yang mengakibatkan kekalahan tentara Libya.