Kisah Ted Bundy, Penjahat dengan IQ Tinggi: Dua Kali Kabur dari Penjara


Ted Bundy adalah seorang penjahat yang memiliki IQ 136. Ketika duduk di kursi pengadilan, ia bahkan tidak membutuhkan pengacara. Semua dilakukannya sendiri, karena ia pikir dirinya lebih pintar dan cerdas daripada pengacara yang akan mendampinginya. Walaupun pada akhirnya ia harus didampingi oleh pengacara.

Tapi apa kesalahan Ted, hingga ia dijebloskan ke dalam penjara dengan pengamanan tinggi?

Dia adalah pembunuh berantai, dan pengidap nekrofilia. Dia menjebak korbannya dengan pesona kharismatik yang ia miliki. Kalau dilihat secara penampilan, ia memang pribadi yang memiliki wibawa spesial, dan akan dengan mudah menarik para wanita, tak heran ia menjadi idola di sekolahnya dulu.

Dia mengakui telah membunuh sekitar 36 wanita, yang disinyalir adalah mantan pacarnya saat di kampus dulu, tapi polisi memperkirakan korbannya lebih dari 100 wanita. 

Bukan hanya itu, yang terburuk ialah Ted tidak pernah menyesal atas perbuatannya tersebut. Kita tidak pernah tahu apa yang ia pikirkan, mungkin saja ada iblis yang sedang menyelimuti hatinya.

Ted bahkan membanggakan perbuatannya tersebut, juga menebar teror pembunuhan kepada masyarakat.

Kemudian, karena kepintarannya, Ted berhasil kabur dari penjara dua kali. Yang pertama, ia melompat dari jendela perpustakaan penjara yang terletak di lantai 2. Yang kedua, ia membuat lubang kecil di dalam selnya. Untuk bisa muat ke dalam lubang itu, ia melakukan program diet sampai kehilangan 30 pound dari berat badannya, atau sekitar 13 kilogram.

Pada akhirnya, ia menerima hukuman mati berupa kursi listrik pada 24 Januri 1989. Kematiannya disambut sorak-sorai para warga.

Hal menarik sebelum eksekusinya ialah, semalaman ia menangis dan berpesan pada pengacara dan pendeta yang menemaninya.

"Jim dan Fred, aku ingin kalian memberikan cintaku kepada keluarga dan teman-temanku."

Kecerdasan memang sebuah anugerah, tapi apalah gunanya jika untuk hal yang salah. Bukannya berkah, hidup malah tidak terarah.