
Cerita bermula ketika Hiroshi Nohara ingin liburan ke Brazil, pada 2008 silam, tapi pesawat yang ia tumpangi harus transit dulu di Meksiko. Entah kebetulan insiden atau memang direncanakan, Hiroshi Nahora ketinggalan pesawat di sana. Ia seharusnya sudah terbang ke Brazil tapi “terdampar” di Meksiko.
Meski punya uang untuk membeli tiket untuk melanjutkan perjalanan atau kembali ke Jepang, Hiroshi Nohara tidak melakukannya. Ia tetap bertahan di ruang transit bandara di Meksiko. Alasannya juga nyeleneh, ia tak mempunyai alasan untuk keluar dari bandara itu. Jadi, melanjutkan perjalanan ke Brazil atau pulang ke Jepang dianggap bukan alasan baginya untuk meninggalkan Meksiko.
Ia bertahan dengan prinsip tak punya alasan keluar itu sampai tiga bulan, bukan waktu yang singkat untuk hidup di ruang transit sebuah bandara. Akhirnya pemerintah Jepang dan pemerintah Meksiko turun tangan. Hiroshi Nohara dibujuk untuk pulang ke Jepang, tapi tetap ditolak.
Pemerintah Meksiko tidak bisa mengusirnya dari sana, karena ia tidak melakukan tidakan kriminal atau perbuatan yang mengganggu selama di sana. Ia tidak melakukan apa pun yang melanggar hukum, selain itu visanya juga masih berlaku. Ia mengantongi visa enam bulan. Jadi, Hiroshi Nohara akan tetap di sana, dan dua negara tidak bisa berbuat apa-apa.