Kisah 10 Tengkorak Paling Terkenal yang Tercatat Sejarah (Bagian 1)


Tengkorak manusia adalah salah satu bagian penting dalam ilmu pengetahuan, karena identifikasi terhadap tengkorak bisa membantu kita mengenali kehidupan orang-orang di masa lalu. Dalam hal itu, kadang ada hal-hal yang di luar dugaan, dan menjadikan suatu tengkorak lebih terkenal dibanding yang lain. Inilah kisah sepuluh tengkorak terkenal yang tercatat dalam sejarah.

10. Tengkorak Starchild

Tengkorak ini ditemukan di Meksiko sekitar 1930, tetapi baru dipublikasikan oleh Lord Pye pada tahun 1999. Tengkorak itu diklaim sebagai tengkorak bayi alien atau hasil persilangan hibrida alien-manusia.

Tengkorak bagian bawah yang rusak seperti tengkorak anak kecil, sementara tengkorak bagian atas sangat besar, berukuran 1600ml, 400ml lebih besar dari tengkorak bagian bawah.

Pye mengklaim bahwa pengukuran dengan radiokarbon telah membuktikan usia tengkorak adalah 900 tahun, dan bahwa para ilmuwan telah mengkonfirmasi bahwa itu tengkorak alien.

Namun, tes DNA mengungkapkan tengkorak itu adalah tengkorak penduduk asli Amerika, milik seorang anak yang mungkin memiliki masalah hidrosefalus, atau 'kelainan air-dalam-otak', yaitu gangguan bawaan di mana ada terlalu banyak cairan di tengkorak.

Penderita kondisi ini biasanya mempunyai pertumbuhan ukuran kepala tengkorak abnormal, meskipun obat modern dapat meringankan tekanan fluida dengan shunts otak untuk mengeringkan cairan yang berlebih.

9. Tengkorak Calveras

Tengkorak ini ditemukan oleh penambang di Calaveras, Amerika Serikat, pada tahun 1866. Digunakan oleh Yosia Whitney sebagai bukti bahwa manusia telah hidup di Amerika sejak masa Pliosen (lebih dari dua juta tahun lalu). Tengkorak itu tampak cukup modern, dan direferensikan oleh banyak kreasionis sebagai bukti bahwa manusia tidak berubah atau berevolusi melalui waktu.

Uji kimia menunjukkan bahwa tengkorak itu jauh lebih baru, dan kisah penemuannya tidak dapat dikonfirmasikan dengan kondisi tengkorak itu sendiri, namun Whitney tetap bersikukuh bahwa itu asli.

Hal itu begitu luas diyakini sebagai tipuan, dan banyak orang menyatakan bahwa tengkorak tersebut adalah palsu dan sengaja ditanam.

Pada tahun 1992, penelitian menggunakan radiokarbon yang meyakinkan menunjukkan usia tengkorak itu sekitar 1.000 tahun.

8. Frenologi

Frenologi adalah pseudosains Eropa yang digemari pada abad kesembilan belas. Dokter telah mengamati bahwa orang yang otaknya sedikit lebih maju, dan karena itu menonjol, di daerah tertentu memiliki kemampuan mental yang sesuai.

Misalnya, orang dengan lesi (gap) di daerah otak mereka sering tidak dapat berbicara. Hal ini menyebabkan ide bahwa dengan mengukur benjolan dan tonjolan tengkorak mereka bisa menentukan bentuk data otak dan menyimpulkan tentang kemampuan mental seseorang. Banyak orang menggunakannya untuk menunjukkan bahwa mereka secara intrinsik superior dari orang lain.

Hal ini bahkan digunakan sebagai peramal untuk anak-anak untuk melihat bagaimana mereka akan tumbuh saat dewasa.

Sayangnya, bentuk otak tidak erat sesuai dengan bentuk tengkorak, dan area otak membawa sifat-sifat seperti 'kesadaran' dan 'kesopanan' terbukti tidak benar. Namun, frenologi meningkatkan minat dalam ilmu saraf, dan secara tidak langsung menyebabkan pengetahuan ilmiah yang lebih banyak lagi.

7. Manusia Piltdown 

Pada tahun 1912, di Piltdown, Inggris, Charles Dawson menemukan sebuah tengkorak aneh yang memiliki campuran yang bikin penasaran anatara fitur manusia dan kera. Dia mengaku itu adalah 'missing link' antara manusia dan kera. Tengkorak ini memiliki wajah atas dan tempurung kepala tinggi dari manusia, namun rahangnya panjang miring, mirip kera.

Tengkorak itu sebenarnya tengkorak manusia ditambah rahang orangutan, dan diisi dengan gigi simpanse, lalu dibuat kotor dan usang agar tampil lebih kuno.

6. Batavus Genuinus

Pada 1828, sebuah tengkorak aneh dari Pulau Marken di Belanda ditemukan. Meskipun dianggap modern, berbeda dari tengkorak manusia lain, dengan dahi miring .
Hipotesis menjelaskan hal ini, dan menjadi banyak teori. Yang paling menonjol bahwa penduduk pulau itu sebenarnya bukan Homo sapiens tapi hominid yang lebih kuno, yang telah berkembang dalam isolasi, dijuluki Batavus genuinus.

Antropolog mencatat bahwa penduduk pulau memang memiliki dahi miring, dan beberapa mengklaim bahwa mereka adalah keturunan modern dari manusia Neanderthal.

Pada tahun 1912, seorang dokter Belanda akhirnya menunjukkan bahwa headwear ketat tradisional yang dikenakan oleh anak-anak Marken adalah apa yang menyebabkan dahi berkembang mirip lereng.

Anak Marken yang dibesarkan di pulau itu tidak memiliki dahi miring, dan orang-orang Marken cukup mampu memiliki anak yang sehat, menunjukkan bahwa mereka memang Homo sapiens.

Baca lanjutannya: Kisah 10 Tengkorak Paling Terkenal yang Tercatat Sejarah (Bagian 2)