Giuseppe Meazza, Pemain Sepakbola Paling Berbakat dalam Sejarah


Kehilangan ayahnya waktu berumur 7 tahun di Perang Dunia ke-1, Giuseppe Meazza menjalani hidup yang keras. Ibunya menjual buah dan ingin anaknya bersekolah, tapi talenta muda yang jenius ini sudah ditakdirkan untuk sepakbola sepanjang waktu. Obsesinya untuk permainan bola sangat besar, sampai dia bermain bola telanjang kaki karena ibunya menyembunyikan sepatunya.

Giuseppe mengagumi AC Milan waktu dia kecil, tapi tim itu menolaknya pada umur 13 tahun karena dia terlalu kurus. Inter menerimanya dengan tangan terbuka, memberi dia daging untuk menggemukkan badannya, dan kemudian mendorongnya untuk bermain di tim utama. Dia mencetak 31 gol pada penampilan di musim pertama Serie-A; AC Milan kehilangan salah satu permatanya.

Dia pemain kelas dunia pertama yang menjadi megabintang dan pertama kali pula yang mempunyai sponsor sendiri. Dia adalah satu-satunya pemain di timnya yang diizinkan merokok. Dua kaki, penyerang brilian, pengumpan andal, dan luar biasa. Dia memiliki semua kemampuan itu.

Untuk melihat salah satu bukti betapa berbakatnya dia, mari kita lihat bagaimana tanggapannya waktu bermain di Inter.

"Untungnya saya tinggal di dekat stadion, saya selalu sampai ke sana tergesa-gesa dan agak telat. Rekan tim dan pelatih terlihat tidak menyukainya. Hanya 5 menit sebelum pertandingan di mulai, jadi saya langsung mengganti baju dengan seragam dan bergabung dengan tim di lapangan. Saya bisa mendengar direktur tim mengatakan, ‘kita akan mebicarakan hal ini setelah pertandingan. Kita akan mencari tahu apa yang dia lakukan.' Untungnya, saya mencetak hat-trick, jadi setelah itu tidak ada yang mengatakan sepatah kata pun!"

Ada lagi cerita tentang Meazza. Pada 1937, dalam pertandingan melawan Juventus di Milan, satu jam sebelum pertandingan Meazza belum juga hadir. Direktur tim jadi sangat gugup dan memerintahkan kru tim dan pelatih lain untuk mencari dan menjemputnya dengan mobil. 

Mereka menemukannya di tempat tidur, sedang tidur nyenyak dan mendengkur. Tanpa mencuci muka, mereka menyeretnya dan membawanya ke stadion. Sambil berbaring di kursi belakang, Meazza memberi tahu mereka tentang malam yang dipenuhi cinta, dan mengatakan bahwa ia merasa seperti singa. 

Sang Singa, Meazza, memasuki ruang ganti, dan, tanpa pertengkaran, mereka dengan cepat memberinya kaus nomor 9. Dia mencetak dua gol pertandingan itu, dan merupakan Man of the Match pada laga tersebut. Inter memenangkan pertandingan 2-1 dan mengalahkan Juventus untuk scudetto Serie A dengan selisih dua poin. 

By the way, ia juga memenangkan dua piala dunia pada tahun 1934 dan 1938 - yang pertama sebagai pemain terbaik, dan yang kedua sebagai kapten.