
Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Fakta-fakta Menakjubkan Dinosaurus yang Jarang Diketahui - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Brachytrachelopan mesai
Dinosaurus ini memiliki leher yang kelewat pendek, sampai-sampai kepalanya tidak dapat menyentuh tanah tanpa menekukkan kaki.
Tapi ada Sauropoda lain yang merupakan kebalikan dari B. mesai, misalnya Mamenchisaurus hochuanensis.
Saking ambisiusnya dalam memanjangkan leher, sampai-sampai separuh dari total panjang tubuhnya adalah leher. Cuma kalau masih separuh dari total panjang tubuh, artinya proporsi badannya masih dapat dibagi dua bagian yang sama panjang.
Nah, kalau dinosaurus yang panjang lehernya sangat tidak proporsional terhadap badannya, belum ada yang bisa mengalahkan Xinjiangtitan shanshanensis. Untung tulang lehernya cukup berongga, sehingga tubuhnya tidak terpelanting ke depan tiap kali berdiri.
Mungkin kita bertanya-tanya, mengapa Sauropoda mengembangkan leher yang sangat panjang? Bukankah dengan memiliki leher yang terlalu panjang akan memudahkan pemangsa untuk menyerang mereka, dan tekanan darah yang diperlukan untuk menyuplai darah ke otak juga harus tinggi?
Alasan yang paling kuat adalah dengan memiliki leher panjang, maka efisiensi dalam mencari makan juga akan meningkat.
Sauropoda adalah dinosaurus herbivora yang bertubuh besar, yang artinya asupan energi tiap harinya berjumlah cukup besar. Akan tetapi, makanan utamanya adalah tumbuhan yang memiliki kandungan kalori rendah. Jadi untuk dapat memenuhi asupan energi hariannya, satu individu Sauropoda harus menghabiskan banyak waktu untuk makan.
Demi menghemat energi, leher yang panjang sangat membantu. Karena keberadaan leher panjang membuat Sauropoda bisa mencakup area yang luas tanpa harus menggerakkan tubuhnya.
Intinya, leher panjang dipakai untuk membantu meningkatkan efisiensi aktivitas makan. Namun, tidak hanya leher yang dapat dikembangkan untuk membantu mengenyangkan perut. Coba tengok dinosaurus berikut.
Nigersaurus taqueti
Dinosaurus ini memiliki rahang yang sangat rata dan dipenuhi deretan gigi yang seragam dan rapat. Kurang lebih mirip gunting kuku. Alasannya simpel, supaya proses memotong tanaman saat makan dapat berjalan mulus.
Sekarang kita lompat ke kelompok terakhir, yaitu Theropoda. Kelompok ini memiliki banyak anggota yang menakjubkan. Sebagai pembuka untuk kelompok yang dipenuhi predator ini, marilah kita lihat Therizinosaurus cheloniformis.
Therizinosaurus cheloniformis adalah Theropoda yang membandel. Ketimbang memiliki gaya hidup sebagai predator, mereka malah jadi herbivora. Di tangannya ada cakar sepanjang lengan manusia, cocok untuk menebas mangsa, tapi kenapa jadi pengunyah tanaman?
Yi qi
Nama lengkapnya hanya terdiri dari empat huruf. Dinosaurus ini memiliki jemari yang panjang yang terselubungi selaput kulit, sehingga terbentuk struktur seperti sayap pada kelelawar.
Struktur ini kemungkinan dipakai untuk meluncur ketimbang untuk terbang, namun tidak menutup kemungkinan struktur ini memiliki potensi untuk berkembang menjadi alat terbang secara utuh. Jika demikian, maka sayap dan kemampuan terbang berevolusi dua kali pada Theropoda secara terpisah.
Kemudian kita mungkin bertanya tentang Theropoda lain yang juga mengembangkan sayap untuk meluncur. Mari kita berkenalan dengan Microraptor gui. Kasus yang satu ini malah lebih ekstrem, di mana sayap tidak hanya berkembang di lengan namun juga di kaki. Apapun itu, dua dinosaurus di atas menunjukkan modifikasi lengan sebagai sayap.
Jika di satu sisi terdapat Theropoda dengan lengan yang cukup termodifikasi, maka di sisi lain terdapat Theropoda dengan lengan yang cukup tereduksi, misalnya Majungasaurus crenatissimus. Lengannya sudah sangat tereduksi, sampai-sampai strukturnya hanya seperti benjolan di tulang dadanya.
Ada pula Theropoda yang lengannya tereduksi, namun, sebagai kompensasi, jempolnya jadi sangat besar sampai terkesan jarinya hanya ada satu. Dinosaurus yang mengalami hal tersebut misalnya adalah Shuvuuia deserti.
Ada pula dinosaurus yang memiliki pengembangan karakter yang cukup drastis, yaitu Spinosaurus aegyptiacus.
Sepanjang sejarahnya, dinosaurus ini mengalami rekonstruksi ulang paling tidak sebanyak empat kali, seiring dengan penemuan fosil dan perkembangan ilmu pengetahuan. Awalnya, di tahun 1930-an, dinosaurus ini digambarkan sebagai dinosaurus yang berpostur seperti kanguru.
Kemudian, di awal tahun 2000-an, diketahui bahwa dinosaurus ini memiliki kekerabatan dengan dinosaurus-dinosaurus bermoncong panjang, sehingga rekonstruksinya diperbarui kembali.
Lalu di tahun 2014, ternyata diketahui bahwa layar pada punggung dinosaurus ini tidak melengkung sempurna, melainkan agak menukik dan lebih condong ke bentuk persegi. Ditambah pula proporsi kaki belakang yang ternyata tidak jauh berbeda dengan kaki depan.
Lalu, di tahun 2020 ternyata ditemukan bahwa ekor dinosaurus ini memiliki bentuk yang cukup tinggi sehingga tampak seperti memiliki sirip.
Kalau penemuan fosil dibuat analoginya seperti novel, dinosaurus ini adalah karakter dengan perkembangan paling dinamis.