
Bagaimana cara mengetahui orang yang sebenarnya sedang sedih atau mengalami tekanan batin, meski orang tersebut selalu terlihat ceria?
Senyumnya palsu. Manusia cenderung menyipitkan mata atau merem ketika tersenyum atau tertawa. Ketika seseorang tersenyum dengan mata terbuka lebar, itu adalah senyuman palsu.
Terlalu menahan emosi. Maksudnya tidak pernah tertawa, marah, sedih atau apapun. Dia selalu konsisten menampilkan emosi tenang dan selalu tersenyum, tapi itu semua palsu. Coba saja lempar joke, kalau semua orang tertawa kecuali satu, bisa jadi punya mental illness.
Jadi sangat cerewet atau sebaliknya sangat pendiam. Cerewetnya tapi tidak diimbangi dengan knowledge yang memadai, jadi kata-katanya akan sering terpotong, mengulang penjelasan yang tidak perlu, terlihat berusaha meyakinkan orang lain, padahal itu cuma ngobrol santai atau obrolan yang tidak akan menghasilkan keputusan apa pun.
Ketika diajak dalam pembicaraan berat yang akan menghasilkan keputusan, diajak rapat boss misalnya, malah diam, mainan HP, dan ketika bel pulang berbunyi jadi orang nomor satu yang izin pulang.
Kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain. Benar sih orangnya ramah dan banyak omong. Tapi kalau anda perhatikan, dia tidak berusaha membina keakraban dengan siapa pun. Segala bentuk keramahan cuma basa-basi.
Suka berbohong atau menyembunyikan sesuatu. Jadi begini, tidak ada manusia yang sempurna. Tapi kalau seseorang "menceritakan tentang dirinya yang sempurna", ada dua kemungkinan; dia berbohong atau dia menyembunyikan bagian yang terlihat buruk.
Tidak memiliki empati terhadap orang lain. Salah satu ciri yang gampang dilihat, kalau orang lain curhat, bukannya membantu malah adu nasib, "kalau saya begini, kalau saya begitu."
Memiliki kepercayaan diri yang sangat rendah. Berjalan dengan menundukkan kepala dan sangat pelan. Kalau anda perhatikan, ketika dia bicara suaranya bergetar. Tidak memiliki keberanian untuk mencoba sesuatu yang baru.
Tidak mencintai dirinya sendiri, lalu berusaha tampil sempurna dan hebat, tapi gagal. Lalu terus menerus berkutat memperbaiki kegagalan, dan berusaha menyempurnakan penampilan. Sayangnya yang sempurna hanya penampilan.