
Konsumsi makanan tertentu terkait dengan peningkatan risiko kanker, terutama makanan yang mengandung aditif dan pengawet. Makanan lain yang lebih sehat juga dapat melepaskan bahan kimia beracun yang diklasifikasikan sebagai karsinogen ketika dimasak pada suhu tinggi.
Contohnya kentang, yang diketahui mengandung kadar akrilamida lebih tinggi, yang merupakan bahan kimia yang digunakan dalam berbagai proses industri, termasuk pemurnian air.
Menurut Masyarakat Kanker Amerika, bahan kimia ini juga digunakan dalam industri tekstil, pengolahan makanan, plastik, dan pertanian. Selama proses memasak, gula dan asam amino dalam kentang bekerja bersama, menghasilkan ribuan bahan kimia yang berbeda.
Makanan bertepung khususnya, mengandung konsentrasi akrilamida yang lebih tinggi ketika dimasak pada suhu di atas 120 derajat Celcius. Bahan kimia ini juga ditemukan dalam roti, sereal, biskuit, dan kopi.
Saat tertelan, akrilamida menjadi senyawa lain yang dikenal sebagai glisidamid, yang telah terbukti mengikat DNA, dan menyebabkan mutasi salah satu proses kunci yang mendorong penyebaran sel kanker.
Sampai saat ini, penelitian yang menyelidiki efek senyawa pada hewan telah menyimpulkan hal itu dapat menyebabkan berbagai jenis kanker. Emma Shields dari badan amal Cancer Research UK mengatakan, meskipun bukti dari penelitian pada hewan menunjukkan akrilamida dalam makanan dapat dikaitkan dengan kanker, tautan ini tidak jelas dan konsisten pada manusia.
“Penting untuk diingat ada banyak faktor lain, seperti merokok, obesitas, dan alkohol, yang semuanya berdampak besar pada jumlah kasus kanker di Inggris. Agar aman, orang dapat mengurangi paparan dengan mengikuti diet normal yang sehat dan seimbang, yang mencakup makan lebih sedikit makanan berkalori tinggi seperti keripik dan biskuit, yang merupakan sumber utama akrilamida," paparnya, dilansir dari Express.
Badan Internasional untuk Penelitian Kanker mengklasifikasikan akrilamida dan kemungkinan karsinogen manusia, sementara Program Toksikologi Nasional AS mengklasifikasikannya sebagai cukup diantisipasi sebagai karsinogen manusia. Sebuah studi terkait bahan kimia telah menemukan itu terkait dengan kerusakan pada sistem saraf dan reproduksi.
Direktur kebijakan Badan Standar Makanan Steve Wearne menambahkan, mereka tidak meminta orang-orang untuk khawatir tentang makanan sesekali, atau makanan yang terlalu matang. “Ini tentang mengelola risiko sepanjang hidup,” katanya.
Kurangnya terapi yang ada untuk menghentikan proliferasi tumor telah membuat diet salah satu tindakan perlindungan utama terhadap penyakit. Kemajuan teknologi baru juga dapat membantu mengubah lintasan kanker, terutama tes Galleri yang baru dikembangkan, yang mampu mendeteksi lebih dari 50 jenis kanker.