Apa yang Terjadi Jika Kita Memakan Semut Tanpa Sengaja?


Semut mengandung senyawa kimia bernama asam formiat. Asam formiat tidak membawa dampak yang signifikan bila terkonsumsi dalam jumlah yang sedikit.

Namun dalam jumlah yang banyak, asam formiat dapat bersifat toxic.

Pernah ada berita bahwa mengonsumsi semut jepang berkhasiat bagi kesehatan, khususnya dalam membantu penurunan gula darah, stroke, dan lainnya. Benarkah demikian?

Menurut Kepala Staf Medis Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, dr. R. Bowo Pramono, belum ada penelitian terkait mengenai hal ini. Diarahkan kepada masyarakat untuk lebih memilih terapi insulin sebagai solusi pasti untuk mengontrol kadar gula darah.

Bukan hanya dalam kasus ini, banyak kasus lain, dimana berita mengenai kesehatan berkedok sudah teruji klinis namun nyatanya belum tentu membawa dampak. Hal ini dinamakan efek placebo.

Efek placebo adalah momen dimana kita mempercayai suatu informasi, khususnya medis, membawa dampak bagi tubuh kita. Sebenarnya, hal itu hanya karena efek placebo ini sendiri. Dampak itu tidak benar-benar terjadi, namun hanya merupakan efek dari sugesti diri kita sendiri bahwa suatu hal tersebut berkhasiat.

Bila memang asam formiat pada semut bersifat racun, mengapa pemakan semut seperti sloth, tapir dan lainnya tidak mengalami keracunan?

Pada hewan-hewan anteaters, khususnya pada sistem ingesti/digesti mereka, tidak terdapat senyawa Hydrochloric Acid yang terdapat pada manusia, dalam membantu bekerjanya sistem pencernaan. Maka dari itu asam formiat yang terdapat pada semut dapat memposisikan diri seperti Hydrochloric Acid yang bekerja pada manusia.