
Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (7 Komik Eropa yang Pernah Sangat Terkenal di Indonesia - Bagian 2). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
2. Asterix
Sekitar abad 50 SM, Romawi hampir menguasai seluruh Galia. Hampir, karena masih ada satu desa kecil yang terus melakukan perlawanan. Desa kecil di wilayah pantai barat di kawasan Galia ini adalah satu-satunya desa yang menolak tunduk kepada Romawi yang pada saat itu berada di bawah kepemimpinan Julius Caesar, walaupun posisinya dikepung oleh kamp-kamp Romawi.
Desa kecil ini berani melakukannya karena memiliki jamu ampuh yang mampu meningkatkan kekuatan fisik peminumnya hingga berlipat-lipat ganda. Ramuan ini membuat mereka tidak takut pada siapapun, dan hanya takut jika langit runtuh menimpa mereka.
Bintang dari segala bintang desa kecil Galia adalah duo pahlawan desa: Asterix yang bertubuh kecil namun cerdik dan lincah, serta Obelix yang gendut dan konon pernah kecemplung ke dalam kuali berisi ramuan ajaib yang menyebabkannya punya kekuatan yang everlasting. Dalam petualangan mereka, kadang ikut juga anjing mungil Obelix, yang bernama Idefix.
Petualangan Asterix dimulai menjelang akhir bulan Oktober 1959 – tepatnya pada tanggal 29, penulis komik René Goscinny dan kompatriotnya, Albert Uderzo, akhirnya meluncurkan Asterix melalui majalah komik Pilote.
Sebelum memperoleh ide tentang Asterix, Goscinny dan Uderzo (yang sebelumnya sukses dengan kisah komik Indian Amerika bernama Hoempa-pa) berulang kali harus meramu ide untuk komiknya yang baru.
Ide cemerlang itu akhirnya datang setelah keduanya meriset satu tokoh sejarah Galia bernama Vercingétorix, yang menjadi pahlawan lokal karena berani melakukan perlawanan terhadap Julius Caesar menjelang akhir Perang Galia.
Kisah petualangan Asterix dan Obelix yang dibumbui komedi yang kental dalam komik, menjadi sangat menarik karena kadang memasukkan unsur-unsur sejarah, legenda, peristiwa dan tokoh-tokoh terkenal ke dalamnya, seperti kisah cinta Julius Caesar – Cleopatra yang beraroma politis, dan kisah di balik masa-masa awal Olimpiade.
Komik ini juga memiliki supporting cast hebat yang sangat berkarakter, mulai dari Panoramix si dukun super sakti, pemimpin desa Abraracourcix yang gemar ditandu, Assurancetourix pemusik desa yang sekali memetik dawai akan mengakibatkan hujan lebat, dan lain sebagainya.
Ide unik yang digunakan dalam komik ini adalah penggunaan akhiran –ix untuk nama-nama tokoh dari Galia, dan akhiran –us untuk tokoh dari Romawi.
Nama-nama para tokohnya berbeda dari satu negara penerjemah ke penerjemah lain, termasuk Indonesia yang sering memasukkan kata-kata Jawa ke dalam nama para tokohnya. Bayangkan saja ada tokoh Romawi bernama ‘Bocahkemayus’ dan tokoh mata-mata Galia bernama ‘Nolnolpituix’.
Meninggalnya Goscinny di tahun 1977 membuat Asterix menghilang cukup lama dari peredaran, sebelum dilanjutkan beberapa seri oleh Uderzo yang kemudian juga merangkap sebagai penulis. Usia yang sudah lanjut membuat Uderzo memutuskan untuk menyerahkan hak cipta dan kreasi Asterix pada tim generasi baru yang telah ia tunjuk.
Kesuksesan Asterix membuatnya bukan lagi hanya sekadar kreasi komik, para prajurit Galia yang gagah berani ini telah menjelma dalam film animasi dan adaptasi teatrikal serta layar lebar, cerita radio, hingga ke penciptaan sebuah taman hiburan di kawasan Perancis utara. Romawi ‘gagal’ menaklukkan seluruh Galia, tapi Asterix sukses memikat hati Eropa dan dunia.
1. Kisah Petualangan Tintin
Tidak ada pertanyaan siapa yang nomor satu di daftar ini, karena posisi ini sudah absolut untuk satu seri komik, yakni Kisah Petualangan Tintin, yang dibintangi Tintin sang wartawan berjambul, dan kawan-kawannya yang memiliki karakterisasi hebat: Kapten Haddock yang pemarah dan sering melontarkan sumpah serapah aneh ala bajak laut, Profesor Calculus yang tuli namun amat jenius, detektif kembar Thomson dan Thompson (dengan p seperti pisang) yang konyol, hingga Snowy si anjing cerdik yang selalu menemani Tintin kemana pun dia pergi.
Tintin mungkin komik Eropa terbaik yang pernah diciptakan dan masuk ke Indonesia.
Kisah petualangan Tintin diciptakan oleh seorang Belgia, bernama Georges Rémy, yang menggunakan nama pena Hergé. Komik strip ini muncul pertama kali di suplemen khusus anak, Le Petit Vingtième, yang muncul di surat kabar Le XXe Siècle pada 10 Januari 1929.
Gaya khas komik Hergé yang bersih dan rapi, dengan cerita petualangan sang wartawan yang sebelumnya diriset secara mendalam oleh penciptanya, berhasil mencuri hati jutaan pembacanya. Dengan cerdas, Hergé mencampur aduk petualangan dengan misteri, fantasi, komedi, thriller politik, hingga ke fiksi ilmiah.
Tintin berpetualang ke seluruh penjuru bumi, mulai dari Eropa, Asia, Tibet hingga Amerika, bahkan suatu ketika juga pernah berpetualang di bulan!
Kisah aksi-komedi yang lintas usia dengan humor-humor slapstick dan intrik yang ringan membuat kisah petualangan Tintin nyaman dibaca, tanpa harus terpengaruh pada situasi dan kondisi. Begitu hebatnya Tintin, bahkan Dalai Lama sekalipun pernah memberikan penghargaan untuk cerita Tintin di Tibet.
Perjalanan Hergé bukan tanpa masalah, pendudukan Belgia oleh Jerman pada Perang Dunia II menyebabkan surat kabar tempat Tintin diterbitkan ditutup. Dua buku kisah petualangan Tintin, yaitu Tintin di Amerika dan Pulau Hitam, dibredel oleh Nazi karena menceritakan dua lokasi seteru Nazi di PD II, yakni Inggris dan Amerika.
Namun karena tak mau berhenti begitu saja, Hergé melanjutkan Tintin di surat kabar Jerman, dan berhasil menerbitkan karya legendaris seperti Rahasia Kapal Unicorn dan Harta Karun Rackham Merah, disusul Bintang Jatuh. Hal ini justru membuat Hergé sempat dituduh sebagai mata-mata karena bekerja untuk media Jerman.
Hergé meninggal pada 3 Maret 1983 pada usia 76 tahun, dan meninggalkan kisah petualangan Tintin ke-24 yang berjudul Tintin and The Alph-Art berbentuk sketsa tak terselesaikan dengan akhir menggantung.
Karena Hergé tidak mengizinkan Tintin dirilis oleh penulis dan pelukis lain, Tintin tidak lagi dilanjutkan oleh siapapun. Namun demikian, 23 judul lain Tintin sebenarnya telah cukup untuk menaklukkan dunia.
Selain format komik, Tintin pernah muncul melalui game, radio, teater, film seri kartun, hingga film layar lebar dan media lain. Begitu ngetopnya Tintin, hingga dua sutradara legendaris Steven Spielberg dan Peter Jackson telah berkolaborasi untuk membuat film animasi 3D Tintin.