
Ada perbedaan penting dalam cara sebagian besar dari kita mendefinisikan gosip—sebagai cara untuk membicarakan aib orang lain yang tidak hadir—dan cara para ilmuwan mendefinisikannya. Dalam ilmu sosial, gosip, desas-desus, biasanya didefinisikan sebagai komunikasi tentang orang yang tidak hadir dengan juga melakukan evaluasi terhadap orang itu, baik atau buruk.
Komunikasi informal semacam ini sangat penting untuk berbagi informasi. Gosip diperlukan untuk kerja sama sosial; pembicaraan semacam inilah yang sebagian besar menyematkan ikatan sosial dan memperjelas norma-norma sosial.
Dan meskipun sering dipandang buruk, gosip sebenarnya cenderung tidak negatif— sebaliknya, kebanyakan gosip justru bersifat positif atau netral. Satu studi berpengaruh tentang percakapan di Inggris menemukan bahwa hanya 3-4% dari sampel gosip itu yang bersifat jahat.
Lalu perbedaan penting lainnya antara gosip dan rumor: gosip lebih bersifat personal daripada rumor. Dan seperti yang dijelaskan oleh Jennifer Cole, seorang dosen psikologi sosial di Manchester Metropolitan University, "gosip bukan tentang hal-hal yang terjadi di lingkungan. Tapi tentang orang."
Pengertian ini berimplikasi pada kredibilitas gosip. "Gosip biasanya benar," kata Sally Farley, seorang profesor psikologi di Universitas Baltimore. "Jadi, jika itu berita bohong, akan lebih baik digolongkan sebagai rumor."
Meskipun ada persepsi lama bahwa perempuan lebih suka bergosip daripada laki-laki, tidak ada bukti yang mendukung anggapan tersebut.
Yang jelas adalah bahwa laki-laki dan perempuan bergosip dengan cara berbeda. Gosip laki-laki lebih cenderung bersifat promosi diri, dan laki-laki lebih cenderung menyebutnya 'bertukar informasi' atau 'saling berkabar'.
Perempuan juga cenderung membuat gosip lebih menghibur, dengan banyak detail dan nada bicara yang lebih bersemangat. Jadi percakapan antara laki-laki mungkin tidak terdengar seperti gosip—meskipun seringkali merupakan gosip.
Gosip selebritas
Meskipun gosip biasanya merujuk kepada orang-orang yang kita kenal dengan baik, gosip selebritas tetaplah gosip—selebritas tertentu yang nampang di mana-mana serta liputan media tentang mereka membuat kita merasa seperti mengenal mereka secara pribadi.
"Saya benar-benar melihat gosip selebriti sebagai semacam gerbang/pintu masuk untuk membocorkan informasi pribadi yang mungkin tidak nyaman dilakukan oleh seseorang jika mereka mengungkapkannya secara langsung," kata Andrea McDonnell, seorang profesor komunikasi dan media di Emmanuel College, Boston.
Ini juga mengungkapkan tren yang lebih besar—seperti wabah berita palsu. Ketika McDonnell mulai meneliti majalah gosip selebriti Amerika selama kepresidenan Obama, respondennya mengatakan kepadanya bahwa kepalsuan majalah adalah aspek yang mereka nikmati. Mereka merasa berdaya dengan memecahkan teka-teki apa yang akurat dan apa yang dibuat-buat.
"Sebagaimana ide kebohongan dan kepalsuan telah berpindah dari berita tabloid ke berita utama, kami juga melihat budaya selebriti bergerak dari dunia tabloid ke dalam lanskap politik Amerika," kata McDonnell.
Bahayanya, tentu saja, adalah apa yang terjadi ketika ide-ide itu memasuki "lanskap jurnalistik yang seharusnya tidak hanya untuk bersenang-senang. Sekarang kita dilanda krisis legitimasi seputar informasi yang dibutuhkan publik," katanya.
Kampanye diam-diam
Salah satu implikasinya adalah bahwa kelompok-kelompok yang secara tradisional tertutup dari kekuasaan dan pengaruh dapat menemukan pemberdayaan melalui saluran dan interpretasi mereka sendiri tentang kebenaran.
Salah satu tantangannya adalah orang-orang lebih percaya gosip bahkan daripada pengamatan langsung mereka sendiri, sebagian karena gosip berasal dari orang yang kita kenal.
Anggaplah Facebook sebagai sumber berita populer. Teman masa kecil atau paman Anda belum tentu memeriksa artikel politik yang mereka bagikan, tetapi Anda masih lebih mungkin memercayainya karena berasal dari sumber terpercaya. Fakta bahwa kita makhluk sosial membuat kita mudah dimanipulasi.
Baca lanjutannya: Studi Tentang Gosip, dari Bisik-bisik Tetangga sampai Gosip Selebriti (Bagian 2)