Siapa yang tidak jatuh cinta pada penampilan para Smurf? Makhluk kecil biru imut bertopi putih dan memiliki ekor mungil yang mirip kurcaci dengan penampilan menggemaskan ini tinggal dengan damai di desa Smurf, di tengah hutan di suatu kawasan di Eropa, dan dipimpin oleh Papa Smurf yang menjadi satu-satunya smurf bertopi merah dan berjanggut putih.
Musuh utama mereka adalah penyihir jahat Gargamel dan kucingnya, Azrael, yang ingin menjadikan Smurf sebagai bagian dari ramuan ajaibnya.
Penampilan para Smurf tak berbeda satu sama lain, hampir semua lelaki, berwarna biru, tubuhnya hanya setinggi tiga buah apel, dan menggunakan celana putih berlubang, tempat ekor mereka yang pendek keluar. Selain itu, mereka juga menggunakan topi unik berwarna putih, dan terkadang aksesoris tempelan yang menandakan karakter mereka.
Smurf bisa berjalan dan lari seperti orang biasa, namun kadang mereka juga melompat-lompat menggunakan dua kakinya bersamaan. Mereka sangat menyukai daun sarsaparilla.
Karakter-karakter Smurf sangat unik, ada yang bernama Smurf Pemalas yang tiap hari hanya tidur, Smurf Gerutu yang tidak menyukai apapun, Smurf Terampil, Smurf Petani, Smurf Kacamata yang menyebalkan, Smurf Kekar, Smurf Badut yang suka memberikan hadiah yang meledak, Smurf Gigil yang selalu kedinginan, dan para smurf lain yang memiliki keunikan masing-masing.
Konon jumlah mereka aslinya ada 99 Smurf, belum termasuk Papa Smurf, Bayi Smurf, dan Smurfin (Smurfin adalah ciptaan Gargamel). Jumlah ini terus bertambah dengan masuknya generasi-generasi baru Smurf.
Pierre Culliford – seorang komikus asal Belgia – yang lebih dikenal dengan nama pena Peyo, mulai memperkenalkan tokoh imut nan unik ini pada 23 Oktober 1958 melalui kisah komiknya yang lain – Petualangan Johan dan Pirlouit, dalam alur cerita ‘Seruling dan Enam Smurf’, yang saat itu dimuat di majalah komik Spirou (Petualangan Johan dan Pirlouit juga pernah diterbitkan di Indonesia).
Begitu populernya karakter-karakter imut ini, hingga mereka muncul dalam komiknya sendiri setahun kemudian.
Sebenarnya, ‘Smurf’ bukanlah nama yang dipilih oleh Peyo, ia menggunakan kata schtroumpf. Ketika Peyo dan rekan komikus Franquin (pencipta komik Gaston) sedang makan bersama, ia lupa dengan kata ‘salt’ (garam), dan, dengan bahasa Perancis, Peyo pun meminta kepada Franquin secara asal, “Tolong ambilkan schtroumpf-nya”.
Franquin langsung membalas, “Ini schtroumpf-nya – kalau kamu sudah selesai mengambil schtroumpf, kembalikan schtroumpf padaku.”
Begitu lucunya kata itu, Peyo dan Franquin kemudian bercakap-cakap dalam bahasa schtroumpf untuk dua hari lamanya, dan menjadi landasan bahasa yang digunakan dalam komik baru Peyo. Kata ini kemudian ‘dipermudah’ menjadi Smurf ketika masuk Belanda, dan kata itu pulalah yang menyebar ke seluruh dunia.
Meninggalnya Peyo pada tahun 1992 tidak menyebabkan produksi komik Smurf terhenti. Asisten Peyo melanjutkan para karakter fenomenal ini untuk meraup kesuksesan demi kesuksesan.
Seperti halnya komik terkenal lain, Smurf juga diterjemahkan ke permainan video games, film animasi (terkenal di Amerika Serikat melalui seri Hanna-Barbera), taman hiburan, pernak-pernik, dan berbagai macam media lain.
Akhir tahun 2010, film Smurf diluncurkan dengan setting Manhattan (tentunya karena film tersebut diproduksi oleh Hollywood) dengan para Smurf dibuat secara animasi 3D.