Masing-masing negara punya makanan atau minuman yang terkenal, dan bahkan jadi ciri khas. Misalnya rendang dari Indonesia, masakan tradisional ini harum namanya hingga ke mancanegara. Kkarena sudah populer di Indonesia, kemudian disukai para turis pula. Otomatis, siapa pun akan mengecap bahwa rendang adalah signature/traditional food dari Indonesia.
Sama halnya dengan Korea Selatan. Selain makanan, ada juga minuman yang populer di sana. Bahkan telah diekspor ke berbagai negara tetangga, salah satunya Indonesia. Minuman itu bernama soju.
Apa itu Soju?
Soju itu adalah minuman alkohol berwarna bening yang mengandung etanol. Etanolnya dihasilkan dari fermentasi biji-bijian, buah, atau sayuran. Lalu, diproses melalui teknik penyulingan alias distilasi.
Awalnya, bahan baku soju adalah beras. Tapi pasokan beras di tahun 1960-an tak mencukupi untuk mengolah soju, karena beras merupakan makanan pokok orang Korea. Sehingga sempat diganti gandum atau ubi. Kabar baiknya, setelah melewati tahun krisis itu, pasokan beras kembali normal. Jadi, hingga saat ini, bahan baku soju tetap beras.
Sejarah Soju
Berkat invasi Bangsa Mongol di wilayah Asia Tengah dan Timur Tengah (tahun 1200-an), orang Korea kenal dengan soju dan proses pembuatannya. Karena setelah kejadian itu, Bangsa Mongol beralih untuk perang dengan Korea. Singkatnya, orang Persia (yang berhasil diinvasi tadi) mengajari orang Korea segalanya tentang Soju.
Soju disebut pula arak-ju. Diproduksi di Kota Andong, Jeju, dan Kaesong. Masa itu, Soju hanya bisa dinikmati oleh tentara Mongol atau para petinggi di Korea. Lama kelamaan, makin banyak orang yang paham cara membuatnya. Akhirnya, Soju jadi minuman populer yang dikonsumsi rakyat biasa.
Sejak saat itu, produsen soju mulai berkembang. Pada abad ke-20, pabrik penyulingan soju dibangun dan diteruskan hingga sekarang. Salah satu produsen soju tersukses yaitu Jinro. Merk soju itu masih laris tak hanya di Korea, tapi juga Indonesia.
Kadar alkohol, rasa, harga
Soju modern punya kadar alkohol kisaran 16-25% ABV (Alcohol by Volume). Dikemas di botol berwarna hijau. Beda halnya dengan soju yang telah ditambah perasa lain seperti peach, lemon, grape, strawberry. Meski sama-sama berbotol hijau, kadar alkoholnya cenderung lebih rendah, yaitu 16% ABV.
Untuk soju tradisional, kadar alkoholnya menduduki peringkat paling tinggi, yaitu 40% ABV. Botolnya pun bukan yang berwarna hijau.
Omong-omong soal alkohol, apa bedanya sama sake, minuman alkohol khas Jepang? Sake itu dinikmati di cuaca dingin, sedangkan soju kebalikannya. Lagi pula, aroma yang muncul dari sake jauh lebih lembut dari soju. Coba aja cium botol soju, mungkin kamu berasumsi mirip bau obat.
Soju di Korea dibanderol dengan harga mulai dari 1.000 hingga 3.000 Won. Setara dengan Rp11.000-Rp34.000 per botol. Kalau di negara lain, misalnya Indonesia, sudah pasti perbedaannya jauh banget.
Adakah manfaatnya?
Soju adalah minuman beralkohol. Tapi punya manfaat. Salah satunya untuk membantu mengoptimalkan kadar minyak dalam kulit, atau mencegah munculnya kulit kering. Hal itu disebabkan oleh pH dari soju yang seimbang. Tak heran kenapa soju jadi minuman sehari-hari orang Korea.