Mengapa Rusia Tidak Menjadi Sekutu Amerika? Ini Jawabannya


Rusia telah berulang kali mengusulkan kepada Washington dan sekutunya agar mereka (Rusia) bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Namun, seluruh tawaran dan usulan Rusia tersebut selalu berujung pada penolakan.

Pertama, pada tahun 1954, Rusia yang saat itu masih menjadi bagian dari Uni Soviet mencoba bergabung dengan NATO lewat Proposal Molotov. Namun, ditolak AS dan negara-negara anggota NATO lainnya.

Kedua, pada tahun 1990 (menjelang pembubaran Uni Soviet), Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, mengusulkan agar Uni Soviet bergabung dengan NATO. Namun, Amerika Serikat menolak lagi.

Ketiga, pada awal dekade 1990-an, Presiden pertama Rusia (setelah pembubaran Soviet), Boris Yeltsin, kembali mengetuk pintu hati para pembuat kebijakan di Washington agar Rusia bergabung dengan NATO. Namun, hasilnya sama. Amerika Serikat menolak lagi.

Keempat, pada tahun 2000, Vladimir Putin mengusulkan kepada Presiden AS, Bill Clinton, agar Rusia bergabung dengan NATO. Namun, hasilnya sama. Amerika Serikat tak menanggapinya lagi.

Kelima, pada tahun 2003, Vladimir Putin kembali menanyakan peluang Rusia bergabung dengan NATO. Namun, hasilnya sama juga. Washington dan para koleganya tak merestui.

Keenam, pada tahun 2008, pemimpin Rusia, Dmitry Medvedev dan Vladimir Putin kembali mengusulkan keinginan Rusia bergabung dengan aliansi keamanan NATO. Namun, tidak membuahkan hasil. Amerika dan partner-nya mengabaikan usulan Rusia.

Serangkaian usulan dan tawaran aliansi dari Moskow yang ditolak oleh AS dan sekutunya tersebut adalah gambaran yang sangat jelas betapa Rusia sesungguhnya memiliki niat dan keinginan yang sangat besar untuk bersekutu dengan negara-negara anggota NATO (termasuk AS). 

Namun, sayangnya Washington sama sekali tak tertarik bersekutu dengan Rusia. Amerikalah yang menyebabkan kedua negara tak kunjung bersekutu hingga hari ini.