Evaldas Rimasauska berusaha mencuri 120 juta dollar dari perusahaan raksasa Google dan Facebook.
Di awal tahun 2013, Evaldas Rimasauska mendaftarkan sebuah perusahaan di Latvia, bernama Quanta Computer, yang kebetulan namanya mirip sekali dengan perusahaan manufaktur hardware komputer yang ada di Taiwan. Sedikit mencurigakan, bukan?
Lalu, sepanjang dua tahun setelah membuat perusahaannya, ia selalu mengirimkan tagihan (lengkap dengan stempel palsu, tanda tangan, dan logo-logo perusahaan lain) ke Gooogle dan Facebook untuk produk dari perusahaan bodongnya, yang sebenarnya tidak pernah ia buat.
Terdengar seperti ide yang bodoh, kan? Apa iya perusahaan raksasa kayak Google dan Facebook tidak mengecek dua kali tagihan yang mereka dapat.
Ya, seperti yang kalian duga, mereka tidak mengecek sama sekali. Tanpa konfirmasi lebih lanjut, kedua perusahaan raksasa ini membayar berjuta-juta dollar ke Rimasauka.
Tidak puas dengan uang yang ia dapat, Rimasauka terus mengirim tagihan-tagihan palsu lainnya, dan semuanya dibayar lunas. Pada akhirnya, Rimasauska mendapat uang yang sangat banyak, mengambil 23 juta dollar (327 miliar rupiah) dari Google dan 99 juta dollar (1,4 triliun rupiah) dari Facebook.
Kekayannya tak bertahan lama pada akhirnya. Ujung-ujungnya, orang-orang Google dan Facebook mulai sadar, dan akhirnya ia harus menghabiskan 5 tahun di jeruji besi untuk penipuan.
Orang-orang biasanya menghubungkan aksi penipuan besar dengan rencana-rencana licik, rumit, dan terperinci—seperti membajak server-server besar, atau mungkin mencuri dokumen penting perusahaan. Namun, yang menarik dari kasus ini adalah bahwa ternyata perusahaan-perusahaan raksasa pun bisa tertipu dengan cara yang sederhana.