Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Fakta-fakta Ilmiah yang Dilanggar Film-film Hollywood - Bagian 2). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Senjata Mesin
Dalam film seperti Starship Troopers, The Mummy, atau Scarface, kita melihat seseorang menggunakan senjata mesin untuk membunuh banyak orang. Dan pelurunya seolah tidak habis-habis. Hal ini tidak terjadi di dunia nyata.
Ada alasan kenapa ia disebut senjata mesin, karena laju keluarnya peluru tidak dapat dikontrol, ia terjadi otomatis. Sebuah M4 Carbine mengandung 30 peluru dapat habis dalam empat detik saja! Sebuah senjata mesin full otomatis rata-rata mengeluarkan 700 peluru per menit! Padahal tentara rata-rata membawa 210 peluru saja, dan itu sudah cukup berat.
Pada dasarnya, mesin otomatis ditujukan bukan untuk membunuh, tetapi untuk mengalihkan perhatian. Ketika mendengar serangan senjata mesin, musuh akan menunduk, dan hal ini dapat dipakai tentara untuk mengkoordinasikan posisinya. Dan pada giliran menembak target, mereka akan lebih memilih pistol atau senapan sniper non otomatis.
Jaket Anti Peluru
Jaket anti peluru di film terlihat bukan hanya mampu menahan tembakan pistol, tetapi juga senjata mesin. Hal ini tidak terjadi di dunia nyata. Sebuah rompi anti peluru hanya mampu menghadapi satu dua peluru dari pistol.
Ketika senjata mesin yang menembaknya, rompi akan hancur. Lebih jauh, rompi anti peluru sangat berat (16 kg) dan jarang dipakai oleh polisi, karena beban ini akan mempengaruhi gerak mereka. Lebih lanjut, rompi anti peluru hanya dapat efektif pada tembakan dari jarak lebih dari 14 meter. Lebih dekat dari itu, pistol tetap akan menembus.
Panah
Dalam film, terpanah berarti mati. Hal ini seperti ditunjukkan dalam film-film Cowboy lawan Indian atau Legolas dari Lord of the Rings. Kenyataannya, panah dan proyektil panjang melukai sasaran untuk jangka panjang, berbeda dengan pistol yang membunuh seketika.
Panah cenderung menempel pada luka, dan korban dapat bertahan lama, menahan sakit oleh panah. Tidak mengherankan bagi pemburu yang menggunakan panah menemukan hewan buruan yang dapat lari walaupun badannya terkena panah.
Hacking
Film Die Hard memperlakukan hacking seperti sihir untuk mengisi lubang plotnya. Dengan memasukkan kekuatan hacking, masalah plot dapat tertutupi, seperti mematikan lampu merah di jalan raya atau menggerakkan webcam. Hal ini tidak dapat dilakukan di dunia nyata, karena sistem-sistem tersebut tidak berhubungan dan memiliki pemrograman yang berbeda.
Film Swordfish juga termasuk tidak realistis dalam hacking. Film ini menunjukkan seorang hacker dapat mencuri apa pun dengan kekuatan komputer. Hal ini menimbulkan asumsi kalau dalam sistem keuangan modern, seorang pencuri dapat mengambil miliaran dollar tanpa diketahui.
Kenyataannya, walaupun uang yang ada sebenarnya bit-bit informasi elektronik, tetap akan ada sistem pengamanan yang mampu membedakan apakah sesuatu hilang dari depositnya.
Film The Net yang dibuat tahun 1995 membesar-besarkan internet, terutama nilai dari informasi yang disimpan di dalamnya. Dengan mengubah profil seseorang dari orang sukses menjadi seorang penjahat, film ini dihabiskan oleh sang korban yang berlari dari kejaran berbagai tokoh.
Jika kita lihat, perubahan identitas di dunia internet sesungguhnya sangat tidak serius. Situs jejaring sosial penuh dengan profil palsu, dan ketika ada yang mencuri identitas (katakanlah password bank), korban dapat mengadu pada pihak bank dan mengisi sejumlah formulir.
Film Terminator memberikan gambaran komputer yang dapat sadar dengan sendirinya, seperti robot yang tiba-tiba hidup. Hal ini sangat tergantung pada teknologi, dan teknologi komputer masa kini sangat tidak mampu, apalagi seperti dalam film War Games yang menggunakan superkomputer NORAD tahun 1980-an.
Independence Day tampaknya film yang paling konyol dalam menggunakan komputer. Dalam film ini, sebuah PowerBook digunakan untuk menyebarkan virus ke komputer alien. Bukan hanya alien ini berbeda secara biologis dengan manusia, ia juga berbeda secara teknologis. Sistem operasinya akan sangat berbeda, begitu juga berbagai aspek komputasi yang dimilikinya.
Teknik Bela Diri
Di masa kini, sedikit orang yang belajar ataupun berkelahi dengan tangan kosong. Cukup wajar jika kita percaya kalau banyak teknik bela diri di film memang sesuai realitas. Walau begitu, ketika kita menyaksikan pertandingan karate atau bela diri lainnya di SEA Games atau event olah raga lainnya, bela diri terlihat tidak sekeren di film.
Tentu saja, karena bela diri di film telah dirancang demikian sehingga terlihat keren. Tapi beberapa aspeknya terlihat tidak sesuai dengan realitas bagi seorang ahli bela diri sekalipun.
Tinju
Ketika seorang tokoh di film meninju seseorang, ia terlihat tenang-tenang saja. Di dunia nyata, ketika kita meninju sesuatu, kita akan merasa kesakitan. Hal ini bukan karena latihan, tapi karena struktur genggaman tangan manusia yang memang rapuh.
Bahkan petinju dapat mengalami cedera tangan jika salah memukul. Tangan manusia terdiri dari lima jari, dan untuk memberikan pukulan yang efektif, kelima jari ini harus tersusun dengan baik. Sedikit kesalahan, maka berakibat fatal bagi tulang-tulang jari.
Kepala
Di film, umumnya jagoan memukul lawannya di kepala. Kembali, hal ini tidak sesuai realitas. Pukulan di kepala adalah pukulan yang paling tidak efektif. Hal ini karena tengkorak adalah tulang terkeras di tubuh manusia. Hal ini penting untuk melindungi alat indera dan otak.
Jika kita memukul kepala, lebih besar kemungkinan tangan yang terluka. Terlebih lagi karena kepala manusia memiliki banyak bagian tajam. Jadi, memukul kepala ibarat memukul dinding dengan duri. Lebih parah lagi jika pukulan mengenai gigitan, karena mulut mengandung banyak bakteri yang dapat menginfeksi luka bekas gigitan.
Tendangan
Karena tinju adalah gerakan yang berbahaya bagi orang yang melakukannya, bagaimana dengan tendangan? Masalahnya, tendangan adalah gerakan yang tidak efektif. Memang terlihat efektif karena kaki lebih keras dari tangan, tetapi lawan akan lebih mudah menghindar.
Tendangan melibatkan bidang pada ruang yang lebih sempit dari tangan, dan memberikan ketidakseimbangan bagi tubuh. Sering sekali kita lihat di SEA Games, penendang malah terjatuh karena kaki tumpuannya diserang.
Tendangan merupakan gerakan yang lebih sulit dilatih daripada pukulan. Walaupun kaki mungkin tidak terluka, tetapi kemaluan dan kaki tumpuan menjadi daerah terbuka dan mudah diserang.
Naluri
Dalam pertarungan tangan kosong di dunia nyata, ada yang disebut telegrafing. Telegrafing adalah naluri dasar yang dimiliki tubuh manusia untuk melindungi diri. Secara evolusioner, kita telah memiliki DNA yang memberi tahu kita apakah musuh berniat menyerang kita atau tidak.
Ini menjelaskan kenapa seorang petarung dalam SEA Games dapat dengan mudah menghindari serangan lawannya. Berbagai gerakan mengelak telah disediakan oleh tubuh manusia untuk persiapan seandainya terjadi perkelahian. Akibatnya, akan lebih mudah bagi lawan untuk menyerang jika kita menyerang lebih dahulu.
Dengan kata lain, mode pertarungan tertanam dalam diri kita, dan mode ini dapat menyala ketika ada serangan yang terkoordinasi seperti memukul sambil berteriak.
Baca lanjutannya: Fakta-fakta Ilmiah yang Dilanggar Film-film Hollywood (Bagian 4)